HŪD
(HUD)
Makkiyyah
Surah ke-11: 123 ayat
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
Perintah Beribadah hanya kepada Allah
1. Alif Lām Rā. (Inilah) Kitab yang
ayat-ayatnya telah disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci
(dan diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti.
2. (Katakanlah Nabi Muhammad,) “Janganlah kamu menyembah (sesuatu), kecuali
Allah. Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira
dari-Nya untukmu.
3. Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya
Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu (di dunia) sampai waktu yang
telah ditentukan (kematian) dan memberikan pahala-Nya (di akhirat) kepada
setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut
kamu (akan) ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).
4. Kepada Allahlah kembalimu. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
5. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka menutupi (apa yang ada dalam) dada
mereka untuk menyembunyikan diri dari-Nya. Ketahuilah bahwa ketika mereka
menyelimuti dirinya dengan kain, Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan
apa yang mereka nyatakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (segala) isi hati.
Bukti-Bukti Kekuasaan Allah
6. Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin
rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat
penyimpanannya.) Semua
(tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
7. Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa) serta
(sebelum itu) ʻArasy-Nya di atas air. (Penciptaan itu dilakukan) untuk menguji
kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Sungguh, jika engkau
(Nabi Muhammad) berkata, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,”
niscaya orang-orang kafir akan berkata, “Ini (Al-Qur’an) tidak lain kecuali
sihir yang nyata.”
8. Sungguh, jika Kami tangguhkan azab dari mereka sampai waktu tertentu,
niscaya mereka akan berkata, “Apakah yang menghalanginya?” Ketahuilah, ketika
datang kepada mereka, azab itu tidaklah dapat dipalingkan dari mereka. Mereka
dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya.
Perilaku Manusia
9. Sungguh, jika Kami cicipkan kepada manusia suatu rahmat dari Kami
kemudian Kami cabut kembali darinya, sesungguhnya dia menjadi sangat berputus
asa lagi sangat kufur (terhadap nikmat Allah).
10. Sungguh, jika Kami cicipkan kepadanya (manusia) suatu nikmat setelah
bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang keburukan itu
dariku.” Sesungguhnya dia sangat gembira lagi sangat membanggakan diri.
11. Kecuali, orang-orang yang sabar dan beramal saleh, bagi mereka ampunan
dan pahala yang besar.
Bukti Kebenaran Wahyu
12. Boleh jadi engkau (Nabi Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa
yang diwahyukan kepadamu dan dadamu menjadi sempit karena (takut) mereka
mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta (kekayaan) atau datang
malaikat bersamanya?” Sesungguhnya
engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah adalah pemelihara segala
sesuatu.
13. Bahkan, apakah mereka mengatakan, “Dia (Nabi Muhammad) telah
membuat-buat (Al-Qur’an) itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian,) datangkanlah
sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur’an) yang dibuat-buat dan ajaklah siapa
saja yang kamu sanggup (mengundangnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar.”
14. Jika mereka tidak memenuhi ajakanmu, (katakanlah,) “Ketahuilah
sesungguhnya ia (Al-Qur’an) itu diturunkan dengan ilmu Allah dan (ketahui pula)
bahwa tidak ada tuhan kecuali Dia. Apakah kamu mau berserah diri (masuk
Islam)?”
Balasan bagi Orang yang Hanya Mencari Kehidupan Duniawi
15. Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami
berikan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna
dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.
16. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat
kecuali neraka, sia-sialah apa yang telah mereka usahakan (di dunia), dan
batallah apa yang dahulu selalu mereka kerjakan.
Perbedaan antara Orang yang Beriman dengan yang Ingkar kepada Al-Qur’an
17. Apakah orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur’an) dari
Tuhannya, diikuti oleh saksi) dari-Nya, dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa
yang menjadi pedoman dan rahmat; mereka beriman kepadanya (sama dengan orang
kafir yang hanya menginginkan kehidupan dunia)? Siapa yang mengingkarinya
(Al-Qur’an) dari golongan-golongan (penentang Rasulullah), nerakalah tempat
kembalinya. Oleh karena itu, janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur’an.
Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) itu kebenaran dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan
manusia tidak beriman.
Balasan Amal Orang Kafir dan Orang Beriman
18. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu
kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada tuhan mereka dan
para saksi) akan
berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap tuhan mereka.”
Ketahuilah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang-orang zalim.
19. (Yaitu) mereka yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menghendaki
agar jalan itu bengkok.) Mereka
itulah orang-orang yang kufur terhadap hari akhir.
20. Mereka tidak mampu menghalangi (siksaan Allah) di bumi dan tidak akan
ada bagi mereka penolong) selain
Allah. Azab itu akan dilipatgandakan kepada mereka (di akhirat kelak). Mereka
tidak mampu mendengar (kebenaran) dan tidak dapat melihat (kekuasaan Allah).
21. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah
dari mereka sesuatu (sesembahan) yang selalu mereka ada-adakan.
22. Tidak diragukan bahwa sesungguhnya mereka (kelak) di akhirat adalah
orang-orang yang paling merugi.
23. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta
merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal
di dalamnya.
24. Perumpamaan kedua golongan (kafir dan mukmin) seperti orang buta dan
orang tuli dengan orang yang dapat melihat dan yang dapat mendengar. Samakah
kedua golongan itu? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
Kisah Nabi Nuh
25. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya. (Dia
berkata,) “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu
26. agar kamu tidak menyembah (sesuatu) kecuali Allah. Sesungguhnya aku
khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang (siksanya) sangat
pedih.”
27. Maka, berkatalah para pemuka yang kufur dari kaumnya, “Kami tidak
melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami. Kami
tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang-orang yang hina dina
di antara kami yang lekas percaya begitu saja. Kami tidak melihat kamu memiliki
suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah para
pembohong.”
Jawaban Nabi Nuh atas Bantahan Kaumnya
28. Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku, apa pendapatmu jika aku mempunyai
bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rahmat dari sisi-Nya,
tetapi (rahmat itu) disamarkan bagimu? Apakah kami akan memaksamu untuk
menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?
29. Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu harta (sedikit pun sebagai
imbalan) atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak
akan mengusir orang-orang yang beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan
Tuhannya (di akhirat), tetapi aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh.
30. Wahai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku
mengusir mereka (orang-orang yang beriman itu)? Apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?
31. Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku mempunyai perbendaharaan
(rezeki) Allah. Aku tidak mengetahui yang gaib dan tidak (pula) mengatakan
bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat. Aku tidak (juga) mengatakan kepada
orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu bahwa Allah tidak akan
memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada
diri mereka. Jika demikian, sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang
yang zalim.”
Tantangan Kaum Nuh untuk Segera Mendatangkan Azab
32. Mereka berkata, “Wahai Nuh, sungguh engkau telah berbantah dengan kami
dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami. Maka, datangkanlah
kepada kami azab yang engkau ancamkan jika kamu termasuk orang-orang yang
benar.”
33. Dia (Nuh) menjawab, “Sesungguhnya hanya Allah yang akan mendatangkannya
(azab) kepadamu jika Dia menghendaki dan sekali-kali kamu tidak akan dapat melepaskan
diri (darinya).
34. Nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin menasihatimu,
sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
35. Bahkan, mereka (orang kafir Makkah) berkata, “Dia cuma mengada-adakannya
(Al-Qur’an).” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika aku mengada-adakannya, akulah
yang akan memikul dosanya dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat.”
Nabi Nuh dan Pembuatan Kapal
36. Diwahyukan (oleh Allah) kepada Nuh, “(Ketahuilah) bahwa tidak akan
beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar telah beriman. Maka,
janganlah engkau bersedih atas apa yang selalu mereka perbuat.
37. Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah
engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
38. Mulailah dia (Nuh) membuat bahtera itu. Setiap kali para pemuka kaumnya
berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu
mengejek kami, sesungguhnya kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek
(kami).
39. Maka, kelak kamu mengetahui siapa (di antara kita) yang akan ditimpa
azab yang menghinakan dan (siapa pula) yang akan ditimpa azab yang kekal.”
40. (Demikianlah,) hingga apabila perintah Kami datang (untuk membinasakan
mereka) dan tanur (tungku) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah
ke dalamnya (bahtera itu) dari masing-masing (jenis hewan) sepasang-sepasang
(jantan dan betina), keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan
terdahulu (akan ditenggelamkan), dan (muatkan pula) orang yang beriman.”
Ternyata tidak beriman bersamanya (Nuh), kecuali hanya sedikit.
41. Dia (Nuh) berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (bahtera) dengan
(menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Nasib Putra Nabi Nuh
42. Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana
gunung-gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang dia (anak itu) berada di tempat
(yang jauh) terpencil, “Wahai anakku, naiklah (ke bahtera) bersama kami dan
janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”
43. Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat
menyelamatkanku dari air (bah).” (Nuh) berkata, “Tidak ada penyelamat pada hari
ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang
menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia (anak itu) termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan.
44. Difirmankan (oleh Allah), “Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit,
berhentilah (mencurahkan hujan).” Air pun disurutkan dan urusan (pembinasaan
para pendurhaka) pun diselesaikan dan (kapal itu pun) berlabuh di atas gunung
Judiy,) dan dikatakan, “Kebinasaanlah bagi kaum yang
zalim.”
45. Nuh memohon kepada Tuhannya seraya berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya
anakku adalah termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu itu pasti benar.
Engkau adalah hakim yang paling adil.”
46. Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk
keluargamu karena perbuatannya sungguh tidak baik. Oleh karena itu, janganlah
engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya).
Sesungguhnya Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang-orang bodoh.”
47. (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk
memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak
mengampuniku dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk
orang-orang yang merugi.”
Akhir Kisah Nabi Nuh
48. Dikatakan (melalui wahyu), “Wahai Nuh, turunlah (dari bahteramu) dengan
penuh keselamatan dari Kami dan penuh keberkahan atasmu serta umat-umat
(mukmin) yang bersamamu. Ada pula umat-umat (kafir) yang Kami beri kesenangan
(dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab dari Kami yang sangat
pedih.”
49. Itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu
(Nabi Muhammad). Tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu
sebelum ini. Maka, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan (yang baik) adalah bagi
orang-orang yang bertakwa.
Kisah Nabi Hud
50. Kepada (kaum) ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai
kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama
ini) kamu hanyalah mengada-ada (dengan mempersekutukan Allah).
51. (Hud berkata,) “Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu imbalan
(sedikit pun) atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari (Tuhan) yang telah
menciptakanku. Apakah kamu tidak mengerti?
52. Wahai kaumku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah
kepada-Nya! Niscaya Dia akan menurunkan untukmu hujan yang sangat deras,
menambahkan kekuatan melebihi kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi
orang-orang yang berdosa.”
Sikap Nabi Hud ketika Menghadapi Tantangan Kaumnya
53. Mereka (kaum ‘Ad) berkata, “Wahai Hud, engkau tidak mendatangkan suatu
bukti yang nyata kepada kami dan kami tidak akan (pernah) meninggalkan sembahan
kami karena perkataanmu serta kami tidak akan (pernah) percaya kepadamu.
54. Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan
penyakit gila atas dirimu.” Dia (Hud) menjawab, “Sesungguhnya aku menjadikan
Allah (sebagai) saksi dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang
kamu persekutukan
55. dengan (tuhan-tuhan) selain Dia. Oleh karena itu, lakukanlah semua tipu
dayamu terhadapku dan janganlah kamu tunda-tunda lagi.
56. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu
pun makhluk yang bergerak (di atas bumi) melainkan Dialah yang memegang
ubun-ubunnya (menguasainya). Sesungguhnya Tuhanku di jalan yang lurus (adil).
57. Maka, jika kamu berpaling, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu apa
yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Tuhanku akan mengganti kamu dengan
kaum yang lain, sedangkan kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya
sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.”
Akibat Pembangkangan Kaum Nabi Hud
58. Ketika keputusan (azab) Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang
yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di
akhirat) dari azab yang dahsyat.
59. Itulah (kaum) ‘Ad. Mereka mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan,
mendurhakai rasul-rasul-Nya, dan menuruti perintah semua penguasa yang
sewenang-wenang lagi keras kepala.
60. Mereka selalu diikuti dengan laknat di dunia ini dan (begitu pula kelak)
di hari Kiamat. Ingatlah, sesungguhnya (kaum) ‘Ad itu kufur kepada Tuhan
mereka. Ingatlah bahwa (kaum) ‘Ad, yakni (kaum) Hud, benar-benar telah binasa.
Kisah Nabi Saleh dengan Kaumnya
61. Kepada (kaum) Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai
kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia
telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya.) Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha
Memperkenankan (doa hamba-Nya).”
62. Mereka (kaum Samud) berkata, “Wahai Saleh, sebelum ini engkau
benar-benar merupakan orang yang diharapkan di tengah-tengah kami. Apakah
engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami?
Sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa
(agama) yang engkau serukan kepada kami.”
63. Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia memberikan kepadaku rahmat
(kenabian). Siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku
mendurhakai-Nya? Kamu tidak akan pernah menambah apa pun untukku selain
kerugian.
Unta sebagai Mukjizat Nabi Saleh
64. Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu.
Oleh karena itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah dan janganlah kamu
memperlakukannya dengan buruk yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.”
65. Mereka lalu menyembelih unta itu. Maka, dia (Saleh) berkata,
“Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari.) Itu adalah
janji yang tidak dapat didustakan.”
66. Ketika keputusan Kami datang, Kami menyelamatkan Saleh dan orang-orang
yang beriman bersamanya berkat rahmat dari Kami serta (Kami menyelamatkannya
juga) dari kehinaan hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Mahakuat lagi
Mahaperkasa.
67. Suara yang menggelegar juga menimpa orang-orang zalim itu, sehingga
mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka.
68. (Negeri itu tampak tanpa bekas sama sekali) seakan-akan mereka belum
pernah tinggal) di sana.
Ingatlah sesungguhnya (kaum) Samud telah mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
bahwa (kaum) Samud telah binasa.
Kisah Nabi Ibrahim ketika Didatangi Malaikat
69. Sungguh, utusan Kami (malaikat) benar-benar telah datang kepada Ibrahim
dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim)
menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa
(suguhan) daging anak sapi yang dipanggang.
70. Ketika (Ibrahim) melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai
dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan
takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (untuk menghancurkan mereka).”
71. Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya
kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya‘qub
(putra Ishaq).
72. Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan
melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta?
Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.”
73. Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan
ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada
kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
74. Maka, ketika rasa takut telah hilang dari Ibrahim dan kabar gembira
telah datang kepadanya, dia pun bermujadalah (berdiskusi) dengan (malaikat)
Kami tentang kaum Lut.
75. Sesungguhnya Ibrahim benar-benar penyantun, pengiba, lagi suka kembali
(kepada Allah).
76. (Malaikat berkata,) “Wahai Ibrahim, berpalinglah dari (mujadalah) ini!
Sesungguhnya ketetapan Tuhanmu benar-benar telah datang. Sesungguhnya mereka
akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak.”
Kisah Nabi Lut dengan Kaumnya
77. Ketika para utusan Kami (malaikat) itu datang kepada Lut, dia merasa
gundah dan dadanya terasa sempit karena (kedatangan) mereka. Dia (Lut) berkata,
“Ini hari yang sangat sulit.”)
78. Kaumnya bergegas datang menemuinya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan
perbuatan-perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku, inilah putri-putri
(negeri)-ku. Mereka lebih suci bagimu (untuk dinikahi). Maka, bertakwalah
kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)-ku di hadapan tamuku ini.
Tidak adakah di antaramu orang yang berakal sehat?”
79. Mereka menjawab, “Sungguh, engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai
keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu dan engkau tentu mengetahui apa yang
(sebenarnya) kami inginkan.”
80. Dia (Lut) berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan untuk menghalangi
(perbuatan)-mu atau aku dapat berlindung kepada kerabat yang kuat (tentu aku
lakukan).”
Balasan terhadap Kaum Nabi Lut
81. Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut, sesungguhnya kami adalah
para utusan Tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu (karena mereka akan
dibinasakan). Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam
(dini hari) dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang,
kecuali istrimu (janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat).
Sesungguhnya dia akan terkena (siksaan) yang menimpa mereka dan sesungguhnya
saat (kehancuran) mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah
dekat?”
82. Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya (negeri
kaum Lut) dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar
secara bertubi-tubi.
83. (Batu-batu itu) diberi tanda dari sisi Tuhanmu. Siksaan itu tiadalah
jauh dari orang yang zalim.
Kisah Nabi Syuʻaib dengan Kaumnya
84. Kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syuʻaib. Dia
berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada tuhan bagimu selain Dia.
Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan! Sesungguhnya Aku melihat kamu
dalam keadaan yang baik (makmur). Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa
azab pada hari yang meliputi (dan membinasakanmu, yaitu hari Kiamat).
85. Wahai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil! Janganlah
kamu merugikan manusia akan hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan
di bumi dengan menjadi perusak!
86. Apa yang tersisa (dari keuntungan yang halal) yang dianugerahkan Allah
lebih baik bagimu jika kamu orang-orang beriman. Aku bukanlah pengawas atas
dirimu.”
Bantahan Kaum Nabi Syuʻaib dan Jawabannya
87. Mereka berkata, “Wahai Syuʻaib, apakah salatmu (agamamu) yang menyuruhmu
agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami
mengelola harta menurut cara yang kami kehendaki? (Benarkah demikian, padahal)
sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun lagi cerdas?”)
88. Dia (Syuʻaib) berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rezeki yang
baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya). Aku (sebenarnya) tidak ingin
berbeda sikap denganmu (lalu melakukan) apa yang aku sendiri larang. Aku hanya
bermaksud (mendatangkan) perbaikan sesuai dengan kesanggupanku. Tidak ada
kemampuan bagiku (untuk mendatangkan perbaikan) melainkan dengan (pertolongan)
Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.
89. Wahai kaumku, janganlah sekali-kali pertentanganku (denganmu)
menyebabkan apa yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud, atau kaum Saleh juga
menimpamu, sedangkan (tempat dan masa kebinasaan) kaum Lut tidak jauh dari
kamu.
90. Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.”
Azab Allah kepada Kaum Madyan
91. Mereka berkata, “Wahai Syuʻaib, Kami tidak banyak mengerti apa yang
engkau katakan itu, sedangkan kami sesungguhnya memandang engkau sebagai
seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami
telah melemparimu (dengan batu), sedangkan engkau pun bukan seorang yang
berpengaruh atas kami.”
92. Dia (Syuʻaib) menjawab, “Wahai kaumku, apakah keluargaku kamu pandang
lebih terhormat daripada Allah sehingga kamu menempatkan-Nya di belakangmu
(menyepelekan-Nya)? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu
kerjakan.
93. Wahai kaumku, berbuatlah apa yang bisa kamu lakukan! Sesungguhnya aku
pun berbuat (hal yang sama). Kelak kamu mengetahui siapa yang akan ditimpa azab
yang menghinakannya dan siapa yang pendusta. Tunggulah (akibat perbuatanmu),
sesungguhnya aku pun akan menunggu bersamamu!”
94. Ketika keputusan Kami (untuk menghancurkan mereka) datang, Kami
selamatkan Syuʻaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami.
Adapun orang-orang yang zalim, mereka dibinasakan oleh suara yang menggelegar
sehingga mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka.
95. (Negeri itu tak berbekas) seolah-olah mereka tidak pernah tinggal di
sana. Ingatlah, (penduduk) Madyan binasa sebagaimana juga (kaum) Samud.
Kisah Nabi Musa dan Fir‘aun
96. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan (membawa) ayat-ayat
(mukjizat) Kami dan keterangan yang nyata
97. kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya, tetapi (justru) mereka mengikuti
perintah Fir‘aun, padahal perintah Fir‘aun sama sekali bukanlah (perintah) yang
benar.
98. (Fir‘aun) berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka
masuk neraka. Itulah seburuk-buruk tempat yang dimasuki.
99. Mereka diikuti dengan laknat di sini (dunia) dan (kelak) di hari Kiamat.
(Laknat) itu seburuk-buruk pemberian yang diserahkan.
Pelajaran dari Kisah Para Nabi
100.
Itu adalah sebagian
berita tentang negeri-negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan
kepadamu (Nabi Muhammad). Di sebagian negeri-negeri itu masih berdiri
peninggalan-peninggalannya dan ada (pula) yang telah musnah.
101.
Kami tidak menzalimi
mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri. Maka, tidak bermanfaat
sedikit pun bagi mereka sembahan yang mereka sembah selain Allah saat siksaan
Tuhanmu datang. (Sembahan) itu tak lain (justru) hanya menambah kebinasaan bagi
mereka.
102.
Demikianlah siksaan
Tuhanmu apabila Dia mengazab (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim.
Sesungguhnya siksaan-Nya sangat pedih lagi sangat berat.
103.
Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut pada azab akhirat.
Itu adalah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab) dan itu adalah
hari yang disaksikan (oleh semua makhluk).
Pelajaran dari Kisah Para Nabi tentang Azab di Akhirat
104.
Kami tidak akan
menundanya, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan.
105.
Ketika hari itu
datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya. Maka, di
antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia.
106.
Adapun orang-orang
yang sengsara, maka (ia berada) di dalam neraka. Di sana mereka mengeluarkan
dan menarik nafas dengan merintih.
107.
Mereka kekal di
dalamnya selama masih ada langit dan bumi,) kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa
yang Dia kehendaki.
108.
Adapun orang-orang
yang berbahagia, maka (ia berada) di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya
selama masih ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain)
sebagai karunia yang tidak putus-putusnya.
109.
Maka, janganlah
engkau (Nabi Muhammad) ragu-ragu tentang (kebatilan) apa yang mereka sembah.
Mereka tiada lain hanya menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu. Kami
pasti akan menyempurnakan balasan mereka tanpa dikurangi sedikit pun.
Akibat Perselisihan tentang Kitab Taurat
110.
Sungguh, Kami
benar-benar telah menganugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu ia (kitab
itu) diperselisihkan. Seandainya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari
Tuhanmu (bahwa orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an akan ditunda
penyiksaannya), niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka.) Sesungguhnya mereka benar-benar dalam kebimbangan
dan keraguan terhadapnya.
111.
Sesungguhnya kepada
setiap (yang berselisih itu) Tuhanmu pasti akan memberi balasan secara penuh
atas perbuatan mereka. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang mereka
kerjakan.
Istikamah terhadap Perintah Allah
112.
Maka, tetaplah (di
jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan.
Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas!
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
113.
Janganlah kamu
cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka
menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong) pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi
pertolongan.
Salat sebagai Penghapus Dosa
114.
Dirikanlah salat
pada kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-bagian malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah
peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).
115.
Bersabarlah, karena
sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat
kebaikan.
Sebab Kehancuran Umat Terdahulu
116.
Maka, mengapa tidak
ada di antara generasi sebelum kamu sekelompok orang yang mempunyai keutamaan
yang melarang (berbuat) kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil, yaitu orang
yang telah Kami selamatkan di antara mereka? Orang-orang yang zalim hanya
mementingkan kenikmatan dan kemewahan dan mereka adalah orang-orang yang
berdosa.
117.
Tuhanmu tidak akan
membinasakan negeri-negeri secara zalim sedangkan penduduknya berbuat kebaikan.
118.
Jika Tuhanmu
menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka
senantiasa berselisih (dalam urusan agama),
119.
kecuali orang yang
dirahmati oleh Tuhanmu. Menurut (kehendak-Nya) itulah Allah menciptakan mereka.
Kalimat (keputusan) Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi (neraka)
Jahanam (dengan pendurhaka) dari kalangan jin dan manusia semuanya.”
Kisah Para Rasul Memperteguh Pendirian Nabi Muhammad
120.
Semua kisah
rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala)
kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.
121.
Katakanlah (Nabi
Muhammad) kepada orang-orang yang tidak beriman, “Berbuatlah menurut
kemampuanmu. Kami pun benar-benar akan berbuat (seperti demikian)
122.
dan tunggulah.
Sesungguhnya kami pun menunggu.”
123.
Milik Allahlah
(pengetahuan tentang) yang gaib (di) langit dan (di) bumi. Kepada-Nyalah segala
urusan dikembalikan. Maka, sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Tuhanmu
tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.