YŪSUF
(YUSUF)
Makkiyyah
Surah Ke-12: 111 ayat
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
Kisah Terbaik dari Nabi Yusuf
1. Alif Lām Rā. Itulah ayat-ayat Kitab
(Al-Qur’an) yang jelas (arti dan petunjuknya).
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya (Kitab Suci) berupa Al-Qur’an berbahasa
Arab agar kamu mengerti.
3. Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk
orang-orang yang tidak mengetahui.
Mimpi Nabi Yusuf
4. (Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya‘qub), “Wahai ayahku,
sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan.
Aku melihat semuanya sujud kepadaku.”
5. Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu
kepada saudara-saudaramu karena mereka akan membuat tipu daya yang
sungguh-sungguh kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang jelas bagi
manusia.”
6. Demikianlah, Tuhan memilihmu (untuk menjadi nabi), mengajarkan kepadamu
sebagian dari takwil mimpi, serta menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada
keluarga Ya‘qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakannya kepada kedua kakekmu
sebelumnya, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana.
Sikap Saudara Nabi Yusuf terhadapnya
7. Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.
8. (Ingatlah) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara
(kandung)-nya) lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita
adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang
nyata.
9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah
tertumpah kepadamu dan setelah itu (bertobatlah sehingga) kamu akan menjadi
kaum yang saleh.”
10. Salah seorang di antara mereka berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf,
tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir
jika kamu hendak berbuat.”
Bujukan Saudara Nabi Yusuf terhadap Ayahnya
11. Mereka berkata, “Wahai ayah kami, mengapa engkau tidak memercayai kami
atas Yusuf, padahal sesungguhnya kami benar-benar menginginkan kebaikan
baginya?
12. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi agar dia bersenang-senang
dan bermain-main. Sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya.”
13. Dia (Ya‘qub) berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf)
sangat menyedihkanku dan aku khawatir serigala akan memangsanya, sedangkan kamu
lengah darinya.”
14. Mereka berkata, “Sungguh, jika serigala memangsanya, padahal kami
kelompok (yang kuat), kami benar-benar orang-orang yang merugi.”)
Peristiwa Dimasukkannya Nabi Yusuf ke Dalam Sumur
15. Maka, ketika mereka membawanya serta sepakat memasukkannya ke dasar
sumur, (mereka pun melaksanakan kesepakatan itu). Kami wahyukan kepadanya,
“Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan mereka ini kepada mereka,
sedangkan mereka tidak menyadari.”
16. (Kemudian,) mereka datang kepada ayahnya pada petang hari sambil
menangis.
17. Mereka berkata, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu serigala memangsanya.
Engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar.”
18. Mereka datang membawa bajunya (yang dilumuri) darah palsu. Dia (Ya‘qub)
berkata, “Justru hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan (yang
buruk) itu, maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Allah sajalah Zat
yang dimohonkan pertolongan terhadap apa yang kamu ceritakan.”
Peristiwa Ditemukannya Nabi Yusuf oleh Kafilah yang Menjualnya dengan
Harga Murah
19. Datanglah sekelompok musafir. Mereka menyuruh seorang pengambil air,
lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh, senangnya! Ini ada seorang anak
muda.” Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
20. Mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga murah, (yaitu) beberapa dirham
saja sebab mereka tidak tertarik kepadanya.)
Pemuliaan Nabi Yusuf di Rumah Al-Aziz
21. Orang Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,) “Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik. Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi
kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Demikianlah, (kelak setelah dewasa,)
Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir) dan agar
Kami mengajarkan kepadanya takwil mimpi. Allah berkuasa terhadap urusan-Nya,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.
22. Ketika dia telah cukup dewasa, Kami berikan kepadanya kearifan dan ilmu.
Demikianlah, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Godaan dan Bujuk Rayu Istri Al-Aziz terhadap Nabi Yusuf
23. Perempuan, yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya, menggodanya. Dia
menutup rapat semua pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf
berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Sesungguhnya dia (suamimu) adalah
tuanku. Dia telah memperlakukanku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang zalim
tidak akan beruntung.”
24. Sungguh, perempuan itu benar-benar telah berkehendak kepadanya (Yusuf).
Yusuf pun berkehendak kepadanya sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.) Demikianlah,
Kami memalingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia (Yusuf)
termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
25. Keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik bajunya (Yusuf)
dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan
pintu. Dia (perempuan itu) berkata, “Apakah balasan terhadap orang yang
bermaksud buruk terhadap istrimu selain dipenjarakan atau (dihukum dengan)
siksa yang pedih?”
Bukti bahwa Nabi Yusuf Tidak Bersalah
26. Dia (Yusuf) berkata, “Dia yang menggoda diriku.” Seorang saksi dari
keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, “Jika bajunya koyak di bagian
depan, perempuan itu benar dan dia (Yusuf) termasuk orang-orang yang berdusta.
27. Jika bajunya koyak di bagian belakang, perempuan itulah yang berdusta
dan dia (Yusuf) termasuk orang-orang yang jujur.”
28. Maka, ketika melihat bajunya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia
(suami perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu (hai kaum
wanita). Tipu dayamu benar-benar hebat.
29. Wahai Yusuf, lupakanlah ini dan (wahai istriku,) mohonlah ampunan atas
dosamu karena sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang bersalah.”
Tersebarnya Berita tentang Istri Al-Aziz
30. Para wanita di kota itu berkata, “Istri al-Aziz menggoda pelayannya
untuk menaklukkannya. Pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami
benar-benar memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”
31. Maka, ketika dia (istri al-Aziz) mendengar cercaan mereka, dia
mengundang wanita-wanita itu dan menyediakan tempat duduk bagi mereka. Dia
memberikan sebuah pisau kepada setiap wanita (untuk memotong-motong makanan).
Dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.”
Ketika wanita-wanita itu melihatnya, mereka sangat terpesona (dengan
ketampanannya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri seraya
berkata, “Mahasempurna Allah. Ini bukanlah manusia. Ini benar-benar seorang
malaikat yang mulia.”
32. Dia (istri al-Aziz) berkata, “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu
mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya. Sungguh, aku benar-benar telah
menggoda untuk menaklukkan dirinya, tetapi dia menolak. Jika tidak melakukan
apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan
benar-benar akan termasuk orang yang hina.”
33. (Yusuf) berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka. Jika Engkau tidak menghindarkan tipu daya mereka
dariku, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu
aku termasuk orang-orang yang bodoh.”
34. Maka, Tuhannya memperkenankan (doa)-nya dan menghindarkannya dari tipu
daya mereka. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
35. Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda
(kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu.
Kisah Nabi Yusuf dalam Penjara
36. Bersama dia (Yusuf) masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara.) Salah
satunya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur,” dan yang lainnya
berkata, “Aku bermimpi membawa roti di atas kepalaku. Sebagiannya dimakan burung.”
(Keduanya berkata,) “Jelaskanlah kepada kami takwilnya! Sesungguhnya kami
memandangmu termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
37. (Yusuf) berkata, “Tidak ada makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu
berdua, kecuali aku telah menjelaskan takwilnya sebelum (makanan) itu sampai
kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku
telah meninggalkan agama kaum yang tidak beriman kepada Allah, bahkan kepada
akhirat pun mereka ingkar.
38. Aku mengikuti agama nenek moyangku, (yaitu) Ibrahim, Ishaq, dan Ya‘qub.
Tidak pantas bagi kami mempersekutukan suatu apa pun dengan Allah. Itu adalah
bagian dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya), tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Ajakan Nabi Yusuf terhadap Agama Tauhid
39. Wahai dua penghuni penjara, manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa?
40. Apa yang kamu sembah selain Dia hanyalah nama-nama (berhala) yang kamu
dan nenek moyangmu buat sendiri. Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa
pun yang pasti tentang hal (nama-nama) itu. Ketetapan (yang pasti benar) itu
hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain
Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Takwil Mimpi oleh Nabi Yusuf
41. Wahai dua penghuni penjara, salah seorang di antara kamu akan bertugas
menyediakan minuman khamar bagi tuannya, sedangkan yang lain akan disalib.
Lalu, burung akan memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab perkara yang kamu
berdua tanyakan (kepadaku).”
42. Dia (Yusuf) berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di
antara mereka berdua, “Jelaskanlah keadaanku kepada tuanmu.” Kemudian, setan
menjadikan dia lupa untuk menjelaskan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena
itu, dia (Yusuf) tetap dalam penjara beberapa tahun lamanya.
Takwil Nabi Yusuf tentang Mimpi Raja
43. Raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi
melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus
serta tujuh tangkai (gandum) yang hijau (dan tujuh tangkai) lainnya yang
kering. Wahai para pemuka kaum, jelaskanlah kepadaku tentang mimpiku itu jika
kamu dapat menakwilkannya!”
44. Mereka menjawab, “(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali
tidak mampu menakwilkan mimpi itu.”
45. Orang yang selamat di antara mereka berdua berkata dan teringat (perihal
Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitahukan kepadamu
tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu. Maka, utuslah aku (kepadanya).”
46. (Dia berkata,) “Wahai Yusuf, orang yang sangat dipercaya, jelaskanlah
kepada kami (takwil mimpiku) tentang tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh
tujuh (ekor sapi) kurus dan tujuh tangkai (gandum) hijau yang (meliputi tujuh
tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu supaya
mereka mengetahuinya.”
47. (Yusuf) berkata, “Bercocoktanamlah kamu tujuh tahun berturut-turut!
Kemudian apa yang kamu tuai, biarkanlah di tangkainya, kecuali sedikit untuk
kamu makan.
48. Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit
(paceklik) yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali
sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
49. Setelah itu akan datang tahun, ketika manusia diberi hujan (dengan
cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”
Pembebasan Nabi Yusuf dari Penjara
50. Raja berkata, “Bawalah dia kepadaku!” Ketika utusan itu datang
kepadanya, dia (Yusuf) berkata, “Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakan
kepadanya bagaimana perihal wanita-wanita yang telah melukai tangannya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.”
51. Dia (raja) berkata (kepada wanita-wanita itu), “Bagaimana keadaanmu
ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?”) Mereka
berkata, “Mahasempurna Allah, Kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya.”
Istri al-Aziz berkata, “Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang
menggodanya dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.”
52. (Yusuf berkata,) “Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahwa
aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah) dan bahwa
sesungguhnya Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.
Diangkatnya Nabi Yusuf Menjadi Pejabat Kerajaan
53. Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya
nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
54. Raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku agar aku memilih dia
(sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) telah berbicara
kepadanya, dia (raja) berkata, “Sesungguhnya (mulai) hari ini engkau menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami lagi sangat dipercaya.”
55. Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan negeri
(Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) lagi sangat
berpengetahuan.”
56. Demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir)
untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada
siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik.
57. Sungguh, pahala akhirat itu (pasti) lebih baik bagi orang-orang yang
beriman dan selalu bertakwa.
Pertemuan Nabi Yusuf dengan Saudara-Saudaranya
58. Saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir), lalu mereka masuk ke
(tempat)-nya. Maka, dia (Yusuf) mengenali mereka, sedangkan mereka benar-benar
tidak mengenalinya.)
59. Ketika dia (Yusuf) menyiapkan perbekalan (bahan makanan) untuk mereka,
dia berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah denganmu (Bunyamin).
Tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran (gandum) dan aku adalah
sebaik-baiknya penerima tamu?
60. Jika kamu tidak membawanya kepadaku, kamu tidak akan mendapat jatah
(gandum) lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku.”
61. Mereka berkata, “Kami akan membujuk ayahnya agar mengizinkan kami
membawanya dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya.”
Nabi Yusuf dan Bunyamin
62. Dia (Yusuf) berkata kepada para pembantunya, “Masukkanlah (kembali)
barang-barang mereka (yang mereka jadikan alat tukar)) ke dalam
karung-karung mereka. (Hal itu dilakukan) agar mereka mengetahuinya apabila
telah kembali kepada keluarga mereka. Mudah-mudahan mereka kembali lagi.”)
63. Maka, ketika mereka telah kembali kepada ayah mereka (Ya‘qub), mereka
berkata, “Wahai ayah kami, kita tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi (jika
tidak membawa saudara kami). Oleh karena itu, biarkanlah saudara kami pergi
bersama kami agar kami mendapat jatah. Sesungguhnya kami benar-benar akan
menjaganya.”
64. Dia (Ya‘qub) berkata, “Bagaimana aku akan memercayakannya (Bunyamin)
kepadamu, seperti halnya dahulu aku telah memercayakan saudaranya (Yusuf)
kepada kamu? Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara
para penyayang.”
65. Ketika mereka membuka barang-barang mereka, mereka menemukan
barang-barang (penukar) mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata,
“Wahai ayah kami, apa (lagi) yang kita inginkan? Ini barang-barang kita
dikembalikan kepada kita, kita akan dapat mendatangkan bahan makanan untuk
keluarga kita, dan kami akan menjaga saudara kami, serta kita akan mendapat
tambahan jatah (gandum) seberat beban seekor unta. Itu adalah suatu (tambahan)
jatah yang mudah (bagi raja Mesir).”
66. Dia (Ya‘qub) berkata, “Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama
kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan
membawanya kembali kepadaku, kecuali jika kamu dikepung (oleh musuh).” Setelah
mereka memberikan janji kepadanya, dia (Ya‘qub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap
apa yang kita ucapkan.”
Titah Nabi Ya‘qub kepada Anak-Anaknya
67. Dia (Ya‘qub) berkata, “Wahai anak-anakku, janganlah kamu masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda-beda.
(Namun,) aku tidak dapat mencegah (takdir) Allah dari kamu sedikit pun.
(Penetapan) hukum itu hanyalah hak Allah. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan
hendaklah kepada-Nya (saja) orang-orang yang bertawakal (meningkatkan)
tawakal(-nya).”
68. Ketika mereka masuk dari arah yang sesuai dengan perintah ayahnya, (hal
itu) tidak dapat mencegah sedikit pun keputusan Allah, tetapi (itu) hanya suatu
keinginan pada diri Ya‘qub (yaitu kasih sayang kepada anak-anaknya) yang telah
dipenuhinya. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai pengetahuan karena Kami telah
mengajarkan kepadanya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Pertemuan Nabi Yusuf dan Bunyamin
69. Ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya
(Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah
saudaramu, jangan engkau bersedih terhadap apa yang selalu mereka kerjakan.”
70. Maka, ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, dia (Yusuf)
memasukkan cawan) ke dalam
karung saudaranya (Bunyamin). Kemudian berteriaklah seorang penyeru, “Wahai
kafilah, sesungguhnya kamu benar-benar para pencuri.”
71. Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka (yang menuduh), “Apa
yang hilang darimu?”
72. Mereka menjawab, “Kami kehilangan cawan raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban unta dan aku
jamin itu.”
73. Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab, “Demi Allah, sungguh kamu
mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini dan
kami bukanlah para pencuri.”
74. Mereka berkata, “Kalau demikian, apa hukumannya jika kamu berdusta?”
75. Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab, “Hukumannya ialah siapa yang
ditemukan dalam karungnya (barang yang hilang itu), maka dialah sendiri
balasannya (dijadikan hamba sahaya).) Demikianlah kami memberikan hukuman kepada
orang-orang zalim.”
76. Maka, mulailah dia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa)
karung saudaranya sendiri (Bunyamin), kemudian dia mengeluarkannya (cawan raja
itu) dari karung saudaranya. Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf.
Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut hukum raja, kecuali Allah
menghendakinya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas
setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui.
77. Mereka (saudara-saudara Yusuf) berkata, “Jika dia (Bunyamin) mencuri,
sungguh sebelum ini saudaranya pun (Yusuf) pernah mencuri.” Maka Yusuf
menyembunyikan (kekesalan) dalam hatinya dan tidak menampakkannya kepada
mereka. Dia berkata (dalam hatinya), “Kamu lebih buruk kedudukan (yakni
sifat-sifat kamu). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.”
78. Mereka berkata, “Wahai al-Aziz, sesungguhnya dia (Bunyamin) mempunyai
ayah yang sudah lanjut usia karena itu ambillah salah seorang di antara kami
sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang
selalu berbuat lebih baik.”
79. Dia (Yusuf) berkata, “Kami memohon pelindungan kepada Allah dari menahan
(seseorang), kecuali siapa yang kami temukan harta kami padanya. Jika kami
(berbuat) demikian, sesungguhnya kami benar-benar orang-orang zalim.”
80. Maka, ketika mereka telah berputus asa darinya (putusan Yusuf terhadap
permintaan mereka membebaskan adiknya) mereka menyendiri (sambil berunding)
dengan berbisik-bisik. Yang tertua di antara mereka berkata, “Tidakkah kamu
ketahui bahwa ayah kamu telah mengambil sumpah dari kamu dengan (nama) Allah
dan sebelum ini kamu telah menyia-nyiakan Yusuf? Oleh karena itu, aku tidak
akan meninggalkan negeri ini (Mesir) sampai ayahku mengizinkanku (untuk
kembali) atau Allah memberi putusan terhadapku. Dia adalah pemberi putusan yang
terbaik.
81. Kembalilah kepada ayahmu, lalu katakanlah, ‘Wahai ayah kami,
sesungguhnya anakmu (Bunyamin) telah mencuri dan kami tidak bersaksi kecuali
apa yang kami ketahui dan kami bukanlah orang-orang yang menjaga (mengetahui)
apa yang gaib (yang di balik) itu.
82. Tanyalah (penduduk) negeri tempat kami berada dan kafilah yang datang
bersama kami. Sesungguhnya kami betul-betul orang yang benar.’”
Kesabaran Nabi Ya‘qub
83. Dia (Ya‘qub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang
baik urusan (yang buruk) itu. (Kesabaranku) adalah kesabaran yang baik.
Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semua kepadaku. Sesungguhnya hanya
Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.”
84. Dia (Ya‘qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata,
“Alangkah kasihan Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia
adalah orang yang sungguh-sungguh menahan (amarah dan kepedihan).
85. Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf
sehingga engkau (mengidap) penyakit berat atau engkau termasuk orang-orang yang
akan binasa (wafat).”
86. Dia (Ya‘qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.
Penyelidikan tentang Keberadaan Yusuf dan Bunyamin
87. Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta
saudaranya. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak
ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.”
88. Ketika mereka masuk ke (tempat)-nya (Yusuf), mereka berkata, “Wahai yang
mulia, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang
membawa barang-barang yang tidak berharga, maka penuhilah takaran (gandum)
untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bersedekah.”
89. Dia (Yusuf) berkata, “Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu
perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak mengetahui (akibat)
perbuatanmu itu?”
90. Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?” Dia (Yusuf) menjawab,
“Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kami. Siapa yang bertakwa dan bersabar, sesungguhnya Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang muhsin.”
91. Mereka berkata, “Demi Allah, Allah benar-benar telah melebihkan engkau
di atas kami dan sesungguhnya kami benar-benar orang-orang yang bersalah.”
92. Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dia Maha Penyayang di antara para
penyayang.
93. Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku,
nanti dia akan melihat (kembali); dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.”
94. Ketika kafilah itu telah keluar (dari Mesir dan memasuki Palestina),
ayah mereka berkata, “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf seandainya kamu tidak
menuduhku lemah akal.”
95. Mereka (keluarga Yusuf) berkata, “Demi Allah, sesungguhnya engkau
benar-benar masih dalam kekeliruanmu yang dahulu.”
96. Ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, diusapkannya (baju itu) ke
wajahnya (Ya‘qub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Ya‘qub) berkata,
“Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang
tidak kamu ketahui?”
97. Mereka (anak-anak Ya‘qub) berkata, “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan
untuk kami atas dosa-dosa kami. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
bersalah.”
98. Dia (Ya‘qub) berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada
Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Keberangkatan Keluarga Besar Nabi Ya‘qub ke Mesir
99. Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul ibu bapaknya
seraya berkata, “Masuklah ke negeri Mesir. Insyaallah dalam keadaan aman.”
100.
Dia (Yusuf)
menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Mereka tunduk bersujud
kepadanya (Yusuf). Dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku, inilah takwil mimpiku
yang dahulu itu. Sungguh, Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sungguh,
Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara
dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku
dengan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
101.
Tuhanku, sungguh
Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan
kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi,
Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan
muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh.”
Pelajaran dari Kisah Nabi Yusuf
102.
Itulah sebagian
berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), padahal engkau tidak
berada di samping mereka ketika mereka bersepakat mengatur tipu daya (untuk
memasukkan Yusuf ke dalam sumur).
103.
Kebanyakan manusia
tidak akan beriman walaupun engkau (Nabi Muhammad) sangat menginginkannya.
Tidak Adanya Imbalan bagi Nabi dan Rasul atas Dakwah Mereka
104.
Engkau tidak meminta
imbalan apa pun kepada mereka atas hal itu (seruanmu). Ia (Al-Qur’an) tidak
lain adalah pengajaran bagi semesta alam.
105.
Berapa banyak
tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, tetapi
mereka berpaling darinya.
106.
Kebanyakan mereka
tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka musyrik.
Peringatan akan Datangnya Siksaan secara Tiba-Tiba
107.
Apakah mereka merasa
aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat
kepada mereka secara tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadari?
108.
Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(seluruh manusia) kepada Allah dengan bukti yang nyata. Mahasuci Allah dan aku
tidak termasuk golongan orang-orang musyrik.”
Makna Pengutusan Para Nabi dan Rasul
109.
Kami tidak mengutus
sebelum engkau (Nabi Muhammad), kecuali laki-laki yang Kami berikan wahyu
kepada mereka di antara penduduk negeri. Tidakkah mereka berjalan di bumi lalu
memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan
rasul)? Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Apakah kamu tidak mengerti?
110.
Sehingga, apabila
para rasul tidak memiliki harapan lagi dan meyakini bahwa mereka benar-benar
telah didustakan, datanglah kepada mereka pertolongan Kami, lalu
diselamatkanlah orang yang Kami kehendaki. Siksa Kami tidak dapat ditolak dari
kaum pendosa.
111.
Sungguh, pada kisah
mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat.
(Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar
(kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan
rahmat bagi kaum yang beriman.