AL-A‘RĀF
(TEMPAT TERTINGGI)
Makkiyyah
Surah ke-7: 206 ayat
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
1. Alif Lām Mīm Ṣād.
Perintah Mengamalkan Al-Qur’an dan Sanksi Mengingkarinya
2. (Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad), maka janganlah
engkau sesak dada karenanya supaya dengan (kitab itu) engkau memberi
peringatan, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
ikuti pelindung)
selain Dia. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.
4. Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan. Siksaan Kami datang
(menimpa penduduknya) pada malam hari atau pada saat mereka beristirahat pada
siang hari.
5. Maka, ketika siksaan Kami datang menimpa mereka, keluhan mereka tidak
lain hanyalah ucapan “Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.”
6. Pasti akan Kami tanyai umat yang kepada mereka telah diutus para rasul.
Pasti akan Kami tanyai (pula) para rasul.
7. Kemudian, pasti akan Kami kabarkan (hal itu) kepada mereka berdasarkan
ilmu (Kami). Sedikit pun Kami tidak pernah gaib (jauh dari mereka).
Timbangan Amal pada Hari Kiamat
8. Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Siapa yang berat
timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang beruntung.
9. Siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang
telah merugikan dirinya sendiri karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Kami.
10. Sungguh, Kami benar-benar telah menempatkan kamu sekalian di bumi dan
Kami sediakan di sana (bumi) penghidupan untukmu. (Akan tetapi,) sedikit sekali
kamu bersyukur.
Keengganan Iblis untuk Bersujud kepada Nabi Adam
11. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan kamu (Adam), kemudian Kami
membentuk (tubuh)-mu. Lalu, Kami katakan kepada para malaikat, “Bersujudlah
kamu kepada Adam.” Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan). Ia (Iblis) tidak
termasuk kelompok yang bersujud.
12. Dia (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak
bersujud ketika Aku menyuruhmu?” Ia (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada
dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
13. Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu darinya (surga) karena kamu tidak
sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk
makhluk yang hina.”
14. Ia (Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka
dibangkitkan.”
15. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi
penangguhan waktu.”
16. Ia (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku
akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.
17. Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang,
dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur.”
18. Dia (Allah) berfirman, “Keluarlah kamu darinya (surga) dalam keadaan
terhina dan terusir! Sungguh, siapa pun di antara mereka yang mengikutimu pasti
akan Aku isi (neraka) Jahanam dengan kamu semua.”
19. (Allah berfirman,) “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga
(ini). Lalu, makanlah apa saja yang kamu berdua sukai dan janganlah kamu berdua
mendekati pohon yang satu ini sehingga kamu berdua termasuk orang-orang yang
zalim.”
Godaan Setan dan Akibatnya
20. Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya yang berakibat
tampak pada keduanya sesuatu yang tertutup dari aurat keduanya. Ia (setan)
berkata, “Tuhanmu tidak melarang kamu berdua untuk mendekati pohon ini, kecuali
(karena Dia tidak senang) kamu berdua menjadi malaikat atau kamu berdua
termasuk orang-orang yang kekal (dalam surga).”
21. Ia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini bagi kamu
berdua benar-benar termasuk para pemberi nasihat.”
22. Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika
keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru
mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah
mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
23. Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami
sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya
kami termasuk orang-orang yang rugi.”
24. Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi
yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai
waktu yang telah ditentukan.”
25. Dia (Allah) berfirman, “Di sana kamu hidup, di sana kamu mati, dan dari
sana (pula) kamu akan dikeluarkan (dibangkitkan).”
Peringatan Allah terhadap Godaan Setan
26. Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri).
(Akan tetapi,) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu
merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat.
27. Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh setan
sebagaimana ia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga dengan
menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka
berdua. Sesungguhnya ia (setan) dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak (bisa) melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan setan-setan itu (sebagai) penolong)
bagi orang-orang yang tidak beriman.
Kegagalan dan Kelemahan Kaum Musyrik
28. Apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati
nenek moyang kami melakukan yang demikian dan Allah menyuruh kami
mengerjakannya.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan
kekejian.)
Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
29. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tuhanku memerintahkan aku berlaku adil.
Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) di setiap masjid dan berdoalah kepada-Nya
dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Kamu akan kembali kepada-Nya
sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan.”
30. Sekelompok (manusia) telah diberi-Nya petunjuk dan sekelompok (lainnya)
telah pasti kesesatan atas mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan
sebagai pelindung)
selain Allah. Mereka mengira bahwa mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Adab Berpakaian dalam Beribadah serta Makan dan Minum
31. Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap
(memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
32. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan (dari)
Allah yang telah Dia sediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik?
Katakanlah, ‘Semua itu adalah untuk orang-orang yang beriman (dan juga tidak
beriman) dalam kehidupan dunia, (tetapi ia akan menjadi) khusus (untuk mereka
yang beriman saja) pada hari Kiamat.’” Demikianlah Kami menjelaskan secara
terperinci ayat-ayat itu kepada kaum yang mengetahui.
33. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku hanya mengharamkan
segala perbuatan keji yang tampak dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, dan
perbuatan melampaui batas tanpa alasan yang benar. (Dia juga mengharamkan) kamu
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan bukti
pembenaran untuk itu dan (mengharamkan) kamu mengatakan tentang Allah apa yang
tidak kamu ketahui.”
34. Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka
tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta
percepatan.
Akibat Menerima atau Menolak Para Rasul
35. Wahai anak cucu Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu
sendiri, yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, siapa pun yang bertakwa dan
melakukan perbaikan, tidak ada rasa takut menimpa mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih.
36. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
37. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh
bagian (yang telah ditentukan) dari ketetapan Allah (di dunia) sehingga apabila
datang kepada mereka para utusan (malaikat) Kami untuk mencabut nyawanya,
mereka (para malaikat) berkata, “Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain
Allah?” Mereka (orang-orang musyrik) menjawab, “Semuanya telah lenyap dari
kami.” Mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka
adalah orang-orang kafir.
38. Allah berfirman, “Masuklah kamu ke dalam api neraka bersama umat-umat
yang telah berlalu sebelum kamu dari (golongan) jin dan manusia.” Setiap kali
suatu umat masuk, dia melaknat saudaranya, sehingga apabila mereka telah masuk
semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk)
terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah
siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka.” Allah berfirman,
“Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kamu tidak
mengetahui.”
39. Orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk)
belakangan, “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka,
rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan.”
Balasan bagi Orang Kafir dan Mukmin
40. Sesungguhnya (bagi) orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit)
dan mereka tidak akan masuk surga sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum.)
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat durhaka.
41. Bagi mereka (disediakan) alas tidur dari (api neraka) Jahanam dan di
atas mereka ada selimut (dari api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang zalim.
42. (Adapun) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami tidak
akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah
penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.
43. Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, (di surga) mengalir di
bawah mereka sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah
menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya
Allah tidak menunjukkan kami. Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang
membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah
diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.”
44. Para penghuni surga menyeru para penghuni neraka, “Sungguh, kami telah
mendapati sesuatu (surga) yang dijanjikan Tuhan kepada kami itu benar. Apakah
kamu telah mendapati (pula) sesuatu (azab) yang dijanjikan Tuhan kepadamu itu
benar?” Mereka menjawab, “Benar.” Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di
antara mereka, “Laknat Allah bagi orang-orang yang zalim.”
45. (Mereka adalah) orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) dari
jalan Allah serta menginginkan jalan itu menjadi bengkok dan mereka itu
orang-orang yang mengingkari (kehidupan) akhirat.
Penghuni al-A‘rāf
46. Di antara keduanya (para penghuni surga dan neraka) ada batas pemisah
dan di atas tempat yang tertinggi (al-a‘rāf))
ada orang-orang yang saling mengenal dengan tandanya masing-masing.
Mereka menyeru para penghuni surga, “Salāmun ‘alaikum (semoga
keselamatan tercurah kepadamu).” Mereka belum dapat memasukinya, padahal mereka
sangat ingin (memasukinya).
47. Apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka
berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama kaum yang
zalim itu.”
48. Orang-orang di atas tempat yang tertinggi (al-a‘rāf) menyeru
orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tanda (khusus) sambil berkata,
“Tidak ada manfaatnya bagimu (harta) yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu
kamu sombongkan.
49. Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah (ketika kamu hidup di
dunia), bahwa mereka tidak akan diberi rahmat oleh Allah?” (Allah berfirman,)
“Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu juga tidak
akan bersedih.”
Permintaan Penghuni Neraka kepada Penghuni Surga
50. Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit)
air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya (air dan
rezeki) bagi orang-orang kafir.”
51. (Mereka adalah) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai kelengahan
dan permainan serta mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka, pada hari
ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan
pertemuan hari ini dan karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
Al-Qur’an sebagai Petunjuk dan Rahmat bagi Orang Beriman
52. Sungguh, Kami telah mendatangkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) yang
telah Kami jelaskan secara terperinci atas dasar pengetahuan sebagai petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
53. Tidakkah mereka menunggu kecuali takwilnya (terwujudnya kebenaran
Al-Qur’an). Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu
mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa
kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan
pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami
akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Sungguh,
mereka telah merugikan diri sendiri dan telah hilang lenyap dari mereka apa pun
yang dahulu mereka ada-adakan.
54. Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa,)
kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy.)
Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia
ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk pada perintah-Nya.
Ingatlah! Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha berlimpah
anugerah Allah, Tuhan semesta alam.
Etika Berdoa kepada Allah
55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
56. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik.
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat
Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.
57. Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului
kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan
yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai
macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu
selalu ingat.
58. Tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur seizin Tuhannya. Adapun
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah
Kami jelaskan berulang kali tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur.
Kisah Nabi Nuh Bersama Kaumnya
59. Sungguh, Kami telah mengutus Nuh (sebagai rasul) kepada kaumnya, lalu ia
berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah (karena) tidak ada tuhan bagi kamu
selain Dia.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu
akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat).
60. Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar
melihatmu (berada) dalam kesesatan yang nyata.”
61. Dia (Nuh) menjawab, “Hai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun,
tetapi aku adalah rasul dari Tuhan semesta alam.
62. Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasihat
kepadamu. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.
63. Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepada kamu
peringatan dari Tuhanmu kepada seorang laki-laki dari golonganmu agar dia
memberi peringatan kepadamu, agar kamu bertakwa, dan agar kamu mendapat rahmat?”
64. (Karena) mereka mendustakannya (Nuh), Kami selamatkan dia dan
orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami tenggelamkan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum
yang buta (mata hatinya).
Kisah Nabi Hud bersama Umatnya
65. (Kami telah mengutus) kepada (kaum) ‘Ad saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah,
tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Tidakkah kamu bertakwa?”
66. Para pemuka yang kufur di antara kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami
benar-benar melihat kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami
menduga bahwa kamu termasuk para pembohong.”
67. Dia (Hud) berkata, “Wahai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal
sedikit pun, tetapi aku ini adalah rasul dari Tuhan semesta alam.
68. Aku sampaikan kepadamu risalah-risalah (amanat) Tuhanku dan aku terhadap
kamu adalah penasihat yang tepercaya.
69. Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepadamu
tuntunan dari Tuhanmu atas seorang laki-laki dari golonganmu supaya dia memberi
peringatan kepadamu? Ingatlah, ketika Dia (Allah) menjadikan kamu
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Nuh, dan melebihkan kamu dalam
penciptaan (berupa) tubuh yang tinggi, besar, dan kuat. Maka, ingatlah
nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
70. Mereka berkata, “Apakah engkau (wahai Hud) datang kepada kami agar kami
menyembah Allah semata dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh
bapak-bapak kami? Maka, datangkanlah kepada kami apa yang kamu janjikan kepada
kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
71. Dia (Hud) berkata, “Sungguh, sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan
kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan Aku
tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya,
padahal Allah tidak menurunkan sedikit pun hujah (alasan pembenaran) untuk itu?
Maka, tunggulah (azab dan kemarahan itu)! Sesungguhnya aku bersamamu termasuk
orang-orang yang menunggu.”
72. Maka, Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya karena
rahmat yang besar dari Kami, dan Kami binasakan sampai akar-akarnya orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka bukanlah orang-orang mukmin.
Kisah Nabi Saleh bersama Kaumnya
73. (Kami telah mengutus) kepada (kaum) Samud saudara mereka, Saleh. Dia
berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada bagi kamu tuhan selain Dia.
Sungguh, telah datang kepada kamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini adalah
unta betina Allah untuk kamu sebagai mukjizat. Maka, biarkanlah ia makan di
bumi Allah dan janganlah kamu mengganggunya dengan keburukan apa pun sehingga
kamu ditimpa siksa yang sangat pedih.”
74. Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada
dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya
menjadi rumah. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melakukan
kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.
75. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada
orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, “Tahukah
kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?” Mereka menjawab,
“Sesungguhnya kami beriman kepada apa (wahyu) yang dibawanya.”
76. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang mengingkari apa yang kamu imani.”
77. Lalu, mereka memotong unta betina itu dan mereka melampaui batas
terhadap perintah Tuhan mereka, dan mereka berkata, “Wahai Saleh, datangkanlah
kepada kami apa (ancaman siksa) yang engkau janjikan kepada kami jika engkau
termasuk orang-orang yang diutus (Allah).”
78. Maka, gempa (dahsyat) menimpa mereka sehingga mereka menjadi
(mayat-mayat yang) bergelimpangan di dalam (reruntuhan) tempat tinggal mereka.
79. Maka, dia (Saleh) meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku,
sungguh aku telah menyampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku telah
menasihatimu, tetapi kamu tidak menyukai para pemberi nasihat.”
Kisah Nabi Lut bersama Kaumnya
80. (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia
berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum
pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?
81. Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan
syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
82. Tidak ada jawaban kaumnya selain berkata, “Usirlah mereka (Lut dan
pengikutnya) dari negerimu ini. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
menganggap dirinya suci.”
83. Maka, Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia
(istrinya) termasuk (orang-orang kafir) yang tertinggal.
84. Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Perhatikanlah, bagaimana
kesudahan para pendurhaka.
Kisah Nabi Syuʻaib bersama Kaumnya
85. Kepada penduduk Madyan,)
Kami (utus) saudara mereka, Syuʻaib. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah
Allah. Tidak ada bagimu tuhan (yang disembah) selain Dia. Sungguh, telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka, sempurnakanlah takaran dan
timbangan, dan janganlah merugikan (hak-hak) orang lain sedikit pun. Jangan
(pula) berbuat kerusakan di bumi setelah perbaikannya.)
Itulah lebih baik bagimu, jika kamu beriman.”
86. Janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, serta ingin
membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak
jumlah kamu. Perhatikanlah, bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat
kerusakan.
87. Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku
diutus menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman,
bersabarlah sampai Allah menetapkan keputusan di antara kita. Dia adalah
pemberi putusan yang terbaik.
Ketegaran Nabi Syuʻaib Menghadapi Ancaman Kaumnya
88. Para pemuka yang sombong dari kaumnya berkata, “Wahai Syuʻaib, sungguh,
kami akan mengusirmu bersama orang-orang yang beriman kepadamu dari negeri
kami, kecuali engkau benar-benar kembali kepada agama kami.” Syuʻaib berkata,
“Apakah (kami kembali padanya) meskipun kami membenci(-nya)?
89. Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan besar kepada Allah jika
kami kembali pada agamamu setelah Allah menyelamatkan kami darinya. Tidaklah
patut kami kembali padanya, kecuali jika Allah Tuhan kami menghendaki.
Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami
bertawakal. Wahai Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami
dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
Hukuman Allah bagi Kaum Nabi Syuʻaib
90. Para pemuka orang-orang yang kufur dari kaumnya berkata (kepada
sesamanya), “Sungguh, jika kamu mengikuti Syuʻaib, niscaya kamu benar-benar
menjadi orang-orang yang rugi.”
91. Maka, gempa (dahsyat) menimpa mereka sehingga mereka menjadi
(mayat-mayat yang) bergelimpangan di dalam (reruntuhan) tempat tinggal mereka.
92. Orang-orang yang mendustakan Syuʻaib seakan-akan belum pernah tinggal di
(negeri) itu. Mereka yang mendustakan Syuʻaib itulah orang-orang yang rugi.
93. (Ketika Syuʻaib yakin azab akan menimpa kaum kafir,) ia meninggalkan
mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sungguh aku benar-benar telah
menyampaikan risalah Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihatimu. Maka,
bagaimana aku akan bersedih terhadap kaum kafir?”
Penderitaan dan Kebahagiaan sebagai Ujian Allah
94. Kami tidak mengutus seorang nabi pun di suatu negeri, (lalu penduduknya
mendustakan nabi itu,) melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan
dan penderitaan agar mereka (tunduk dengan) merendahkan diri.
95. Kemudian, Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan (sehingga
keturunan dan harta mereka) bertambah banyak. Lalu, mereka berkata, “Sungguh,
nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan.” Maka, Kami
timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba, sedangkan mereka tidak
menyadari.
Keberuntungan bagi Orang Mukmin dan Ancaman Bagi Pendurhaka
96. Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan
membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi,
mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka
disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.
97. Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari siksa Kami yang
datang pada malam hari ketika mereka sedang tidur?
98. Atau, apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari siksa Kami yang
datang pada waktu duha (waktu menjelang tengah hari) ketika mereka sedang
bermain?
99. Atau, apakah mereka merasa aman dari siksa Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tidak ada orang yang merasa aman dari siksa Allah, selain kaum
yang rugi.
100.
Ataukah belum juga
jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya,
bahwa seandainya Kami menghendaki, Kami benar-benar akan menimpakan (siksa)
kepada mereka karena dosa-dosanya? Kami akan mengunci hati mereka sehingga
mereka tidak dapat mendengar (pelajaran).
Akhir Kisah Umat Para Nabi Terdahulu
101.
Negeri-negeri (yang
telah Kami binasakan) itu Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu (Nabi
Muhammad). Sungguh, rasul-rasul mereka telah datang dengan membawa bukti-bukti
yang nyata kepada mereka. Akan tetapi, mereka tidak mau beriman pada apa yang
telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang
yang kafir.
102.
Kami tidak mendapati
kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami dapati kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.
Kisah Nabi Musa, Fir‘aun dan Bani Israil
103.
Kemudian, Kami utus
Musa setelah mereka dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami kepada Fir‘aun
dan pemuka-pemuka kaumnya. Lalu, mereka mengingkarinya. Perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
104.
Musa berkata, “Wahai
Fir‘aun, sesungguhnya aku adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam.
105.
Wajib atasku tidak
mengatakan (sesuatu) terhadap Allah, kecuali yang hak (benar). Sungguh, aku
datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka, lepaskanlah
Bani Israil (pergi) bersamaku.”
Permintaan Fir‘aun atas Bukti Kerasulan Nabi Musa
106.
Dia (Fir‘aun)
berkata, “Jika benar engkau membawa suatu bukti, tunjukkanlah, kalau kamu
termasuk orang-orang yang benar.”
107.
Maka, dia (Musa)
melemparkan tongkatnya, tiba-tiba ia (tongkat itu) menjadi ular besar yang
nyata.
108.
Dia menarik
tangannya, tiba-tiba ia (tangan itu) menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang
yang melihat(-nya).
Kelicikan Para Pemuka Kaum Fir‘aun
109.
Para pemuka kaum
Fir‘aun berkata, “Sesungguhnya orang ini benar-benar penyihir yang sangat
pandai.
110.
Dia hendak mengusir
kamu dari negerimu.” (Fir‘aun berkata,) “Maka, apa saran kamu?”
111.
Mereka (para pemuka)
itu menjawab, “Beri tangguhlah dia dan saudaranya dan utuslah ke kota-kota
beberapa orang untuk mengumpulkan (para penyihir)
112.
(agar) mereka
membawa semua penyihir yang pandai kepadamu.”
113.
Para penyihir datang
kepada Fir‘aun. Mereka berkata, “(Apakah) kami benar-benar akan mendapat
imbalan jika kami menang?”
114.
Dia (Fir‘aun)
menjawab, “Ya, bahkan sesungguhnya kamu pasti termasuk orang-orang yang
didekatkan (kedudukannya kepadaku).”
115.
Mereka (para
penyihir) berkata, “Wahai Musa, engkaukah yang akan melemparkan (lebih dahulu)
atau kami yang melemparkan?”
116.
Dia (Musa) menjawab,
“Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka, ketika melemparkan (tali-temali), mereka
menyihir mata orang banyak dan menjadikan mereka takut. Mereka memperlihatkan
sihir yang hebat (menakjubkan).
117.
Kami wahyukan kepada
Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka, tiba-tiba ia menelan (habis) segala
kepalsuan mereka.
Kekalahan Ahli Sihir Fir‘aun dan Pernyataan Iman Mereka
118.
Maka, terbuktilah
kebenaran dan sia-sialah segala yang mereka kerjakan.
119.
Mereka dikalahkan di
tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
120.
Para penyihir itu
tersungkur dalam keadaan sujud.)
121.
Mereka berkata,
“Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,
122.
(yaitu) Tuhannya
Musa dan Harun.”
Kemurkaan Fir‘aun kepada Para Penyihir dan Jawaban Mereka
123.
Fir‘aun berkata, “Mengapa
kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini
benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini untuk mengusir
penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).
124.
Pasti akan aku
potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau
sebaliknya) kemudian sungguh akan aku salib kamu semua.”
125.
Mereka (para
penyihir) menjawab, “Sesungguhnya kami hanya akan kembali kepada Tuhan kami.
126.
Engkau (Fir‘aun)
tidak menghukum kami, kecuali karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami
ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka berdoa,) “Ya Tuhan kami,
limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim
(berserah diri kepada-Mu).”
Hasutan Para Pembesar Kaum Fir‘aun dan Tanggapan Nabi Musa
127.
Para pemuka dari
kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya sehingga
mereka berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan dia (Musa) meninggalkanmu
dan tuhan-tuhanmu?” (Fir‘aun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki
mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya kita
berkuasa penuh atas mereka.”
128.
Musa berkata kepada
kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi
(ini) milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki
di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.”
129.
Mereka (kaum Musa)
berkata, “Kami telah ditindas (oleh Fir‘aun) sebelum engkau datang kepada kami
dan setelah engkau datang.” (Musa) menjawab, “Mudah-mudahan Tuhanmu
membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu penguasa di bumi lalu Dia akan melihat
bagaimana perbuatanmu.”
Azab Allah kepada Fir‘aun dan Kaumnya
130.
Sungguh, Kami telah
menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan) kemarau panjang dan
kekurangan buah-buahan agar mereka mengambil pelajaran.
131.
Maka, apabila
kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Kami pantas
mendapatkan ini (karena usaha kami).” Jika ditimpa kesusahan, mereka lemparkan
sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah,
sesungguhnya ketentuan tentang nasib mereka (baik dan buruk) di sisi Allah,
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
132.
Mereka (kaum
Fir‘aun) berkata (kepada Musa), “Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami
untuk menyihir kami dengannya, kami tidak akan beriman kepadamu.”
133.
Maka, Kami kirimkan
kepada mereka (siksa berupa) banjir besar, belalang, kutu, katak, dan darah
(air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas dan
terperinci. Akan tetapi, mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum
pendurhaka.
Hukuman Terakhir bagi Fir‘aun dan Kaumnya
134.
Ketika azab (yang
telah diterangkan itu) menimpa mereka, mereka pun berkata, “Wahai Musa,
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika
engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman
kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.”
135.
Namun, setelah Kami
hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang harus mereka penuhi,
ternyata mereka ingkar janji.
136.
Maka, Kami membalas
mereka (dengan siksa yang lebih berat). Kami tenggelamkan mereka di laut karena
mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang
lengah terhadapnya.
Nikmat Allah Kepada Bani Israil
137.
Kami wariskan kepada
kaum yang selalu tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya)
yang telah Kami berkahi. (Dengan demikian,) telah sempurnalah firman Tuhanmu
yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka.
Kami hancurkan apa pun yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya serta apa pun yang
telah mereka bangun.)
Sikap Bani Israil setelah Terbebas dari Penindasan Fir‘aun
138.
Kami menyeberangkan
Bani Israil (melintasi) laut itu (dengan selamat). Ketika mereka sampai kepada
suatu kaum yang masih tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata,
“Wahai Musa, buatlah untuk kami tuhan (berupa berhala) sebagaimana tuhan-tuhan
mereka.” (Musa) menjawab, “Sesungguhnya kamu adalah kaum yang bodoh.”
139.
Sesungguhnya apa
yang mereka anut (kemusyrikan) akan dihancurkan dan akan sia-sia apa yang telah
mereka kerjakan.
140.
Dia (Musa) berkata
(kepada kaumnya), “Apakah aku mencarikan untukmu tuhan selain Allah, padahal
Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (pada masa itu)?”
141.
(Ingatlah wahai Bani
Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari para pengikut Fir‘aun yang menyiksa
kamu dengan siksaan yang paling buruk. Mereka membunuh anak-anakmu yang
laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Pada yang demikian
itu terdapat cobaan yang besar dari Tuhanmu.
Peristiwa Nabi Musa Menerima Taurat
142.
Kami telah
menjanjikan Musa (untuk memberikan kitab Taurat setelah bermunajat selama) tiga
puluh malam. Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi).
Maka, lengkaplah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa
berkata kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin)
kaumku, perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan
orang-orang yang berbuat kerusakan.”
143.
Ketika Musa datang
untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh
hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku,
tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman,
“Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia
tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka,
ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu,)
gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia
berkata, “Mahasuci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang
pertama-tama beriman.”
144.
Dia berfirman,
“Wahai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia (yang
lain) untuk membawa risalah dan berbicara (langsung) dengan-Ku. Maka, berpegang
teguhlah pada apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah kamu termasuk
orang-orang yang bersyukur.”
145.
Kami telah
menuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat))
segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal. Lalu
(Kami berfirman kepadanya,) “Berpegang teguhlah padanya dengan sungguh-sungguh
dan suruhlah kaummu berpegang padanya dengan sebaik-baiknya.)
Aku akan memperlihatkan kepadamu (kehancuran) negeri orang-orang fasik.”)
Akibat Takabur dan Mendustakan Ayat-Ayat Allah
146.
Aku akan memalingkan
orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar dari
tanda-tanda (kekuasaan-Ku). Jika mereka melihat semua tanda-tanda itu, mereka
tetap tidak mau beriman padanya. Jika mereka melihat jalan kebenaran, mereka
tetap tidak mau menempuhnya. (Sebaliknya,) jika mereka melihat jalan kesesatan,
mereka menempuhnya. Demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami
dan mereka selalu lengah terhadapnya.
147.
Orang-orang yang
mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan adanya pertemuan akhirat,
sia-sialah amal mereka. Bukankah mereka (tidak) akan dibalas, kecuali (sesuai
dengan) apa yang telah mereka kerjakan.
Bani Israil Menyembah Patung Anak Sapi
148.
Kaum Musa, setelah
kepergian (Musa ke Gunung Sinai), membuat (sembahan berupa) patung anak sapi
yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara))
dari perhiasan emas mereka. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak
sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan
jalan (kebaikan) kepada mereka? (Bahkan,) mereka menjadikannya (sebagai
sembahan). Mereka adalah orang-orang zalim.
149.
Setelah mereka
(sangat) menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka benar-benar sesat,
mereka berkata, “Sungguh, jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan
tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi.”
Sikap Nabi Musa terhadap Kesesatan Kaumnya
150.
Ketika Musa kembali
kepada kaumnya dalam keadaan marah lagi sedih, dia berkata, “Alangkah buruknya
perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului
janji Tuhanmu?”)
Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala (menjambak)
saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak
ibuku, kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku.
Oleh karena itu, janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyorakiku (karena
melihat perlakuan kasarmu terhadapku). Janganlah engkau menjadikanku (dalam
pandanganmu) bersama kaum yang zalim.”
151.
Dia (Musa) berdoa,
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku serta masukkanlah kami ke dalam rahmat-Mu.
Engkaulah Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
Ampunan Allah bagi Bani Israil yang Bertobat
152.
Sesungguhnya
orang-orang yang menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan) kelak akan
menerima kemurkaan dan kehinaan dari Tuhan mereka dalam kehidupan di dunia.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang mengada-ada.
153.
Orang-orang yang
mengerjakan keburukan, kemudian setelah itu bertobat dan beriman, sesungguhnya
Tuhanmu, setelah (tobat) itu, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
154.
Setelah amarah Musa
mereda, dia mengambil (kembali) lauh-lauh (Taurat) itu. Di dalam tulisannya
terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
Berita Kerasulan Nabi Muhammad Dalam Taurat dan Injil
155.
Musa memilih tujuh
puluh orang dari kaumnya untuk (memohon tobat kepada Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan. Ketika mereka ditimpa gempa bumi, Musa berkata, “Ya
Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku
sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang
yang kurang akal di antara kami? (Penyembahan terhadap patung anak sapi) itu
hanyalah cobaan dari-Mu. Engkau menyesatkan siapa yang Engkau kehendaki dengan
cobaan itu dan Engkau memberi petunjuk siapa yang Engkau kehendaki.)
Engkaulah Pelindung kami. Maka, ampunilah kami dan berilah kami rahmat.
Engkaulah sebaik-baik pemberi ampun.”
156.
Tetapkanlah untuk
kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali (bertobat)
kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang
Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Akan Aku tetapkan
rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa dan menunaikan zakat serta bagi
orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami.”
157.
(Yaitu,) orang-orang
yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca
tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang
mungkar, menghalalkan segala yang baik bagi mereka, mengharamkan segala yang
buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada
pada mereka.)
Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan
mengikuti cahaya terang yang diturunkan bersamanya (Al-Qur’an), mereka itulah
orang-orang beruntung.
Kerasulan Nabi Muhammad Bersifat Universal
158.
Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua,
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak ada tuhan selain Dia, serta Yang
menghidupkan dan mematikan. Maka, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya,
(yaitu) nabi ummi (tidak pandai baca tulis) yang beriman kepada Allah
dan kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia agar kamu mendapat
petunjuk.”
Nikmat Allah kepada Bani Israil dan Pengingkaran Mereka
159.
Di antara kaum Musa
terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan (dasar)
kebenaran dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil.)
160.
Kami membagi mereka
(Bani Israil) menjadi dua belas suku yang tiap-tiap mereka berjumlah besar.
Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu
itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air.
Sungguh, setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Kami
naungi mereka dengan awan dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa.)
(Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami
anugerahkan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang
selalu menzalimi dirinya sendiri.
161.
(Ingatlah) ketika
dikatakan kepada mereka (Bani Israil), “Tinggallah di negeri ini (Baitulmaqdis)
dan makanlah dari (hasil bumi)-nya di mana saja kamu kehendaki, serta
katakanlah, ‘Bebaskanlah kami dari dosa,’ lalu masukilah pintu gerbangnya
sambil membungkuk! (Jika kamu melakukan itu semua,) niscaya Kami mengampuni
kesalahan-kesalahanmu.” Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang
berbuat kebaikan.
162.
Maka, orang-orang
yang zalim di antara mereka mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak
diperintahkan kepada mereka.)
Lalu, Kami timpakan kepada mereka azab dari langit karena mereka selalu berbuat
zalim.
163.
Tanyakanlah kepada
mereka tentang negeri)
yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabat,)
(yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar)
mereka bermunculan di permukaan air. Padahal, pada hari-hari yang bukan Sabat
ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka
karena mereka selalu berlaku fasik.
164.
(Ingatlah) ketika
salah satu golongan di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum
yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?” Mereka menjawab,
“Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu)
dan agar mereka bertakwa.”
165.
Maka, setelah mereka
melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang
yang mencegah (orang berbuat) keburukan dan Kami timpakan kepada orang-orang
yang zalim azab yang keras karena mereka selalu berbuat fasik.
166.
Kemudian, ketika
mereka bersikeras (melampaui batas) terhadap segala yang dilarang, Kami katakan
kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!”
Balasan bagi Orang Yahudi yang Ingkar dan yang Taat kepada Allah
167.
(Ingatlah) ketika
Tuhanmu memberitahukan bahwa sungguh Dia akan mengirimkan kepada mereka (Bani
Israil) orang-orang yang akan menimpakan seburuk-buruk azab kepada mereka
sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
168.
Kami membagi mereka
di bumi ini menjadi beberapa golongan. Di antaranya ada orang-orang yang saleh
dan ada (pula) yang tidak. Kami menguji mereka dengan berbagai kebaikan dan keburukan
agar mereka kembali (pada kebenaran).
169.
Kemudian, setelah
mereka, datanglah generasi (yang lebih buruk) yang mewarisi kitab suci
(Taurat). Mereka mengambil harta benda (duniawi) yang rendah ini (sebagai ganti
dari kebenaran). Lalu, mereka berkata, “Kami akan diampuni.” Jika nanti harta
benda (duniawi) datang kepada mereka sebanyak itu, niscaya mereka akan
mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam kitab suci
(Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan kepada Allah, kecuali yang benar,
dan mereka pun telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat
itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka, tidakkah kamu mengerti?
170.
Orang-orang yang
berpegang teguh pada kitab suci (Taurat) dan melaksanakan salat, sesungguhnya
Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang saleh.
171.
(Ingatlah) ketika
Kami mengangkat gunung (dari akarnya) ke atas mereka, seakan-akan (gunung) itu
awan dan mereka yakin bahwa (gunung) itu akan jatuh menimpa mereka. (Kami
berfirman kepada mereka,) “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami
anugerahkan kepadamu serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di
dalamnya agar kamu bertakwa.”
Tauhid sebagai Fitrah Manusia
172.
(Ingatlah) ketika
Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan
Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya
kami lengah terhadap hal ini,”
173.
atau agar kamu
(tidak) mengatakan, “Sesungguhnya nenek moyang kami telah mempersekutukan
(Tuhan) sejak dahulu, sedangkan kami adalah keturunan yang (datang) setelah
mereka. Maka, apakah Engkau akan menyiksa kami karena perbuatan para pelaku
kebatilan?”)
174.
Demikianlah Kami
menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu dan agar mereka kembali (kepada
kebenaran).
Perumpamaan bagi Orang yang Mendustakan Ayat-Ayat Allah
175.
Bacakanlah (Nabi
Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan
ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu,
lalu setan mengikutinya (dan terus
menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat.
176.
Seandainya Kami
menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)-nya dengan (ayat-ayat) itu,
tetapi dia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka,
perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya
dan jika kamu membiarkannya, dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itu
adalah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka,
ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.
177.
Sangat buruk
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka hanya menzalimi diri
mereka sendiri.
178.
Siapa saja yang Allah
beri petunjuk, dialah yang mendapat petunjuk dan siapa saja yang Allah
sesatkan, merekalah orang-orang yang merugi.
Sifat-Sifat Penghuni Neraka
179.
Sungguh, Kami
benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk
neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak
mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak
mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang
tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti
hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Asmaulhusna (Nama-Nama Allah yang Terbaik)
180.
Allah memiliki
Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut (Asmaulhusna) itu
dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.)
Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Akibat dari Sikap Mendustakan Ayat-Ayat Allah
181.
Di antara
orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan
(dasar) kebenaran dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil.
182.
Orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.)
183.
Aku memberi tenggang
waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh.
184.
Apakah mereka tidak
merenungkan bahwa teman mereka (Nabi Muhammad) tidak gila sedikit pun? Dia
hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.
185.
Apakah mereka tidak
memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang Allah ciptakan dan
kemungkinan telah makin dekatnya waktu (kebinasaan) mereka? Lalu, berita mana
lagi setelah ini yang akan mereka percayai?
186.
Siapa saja yang
Allah sesatkan, tidak ada yang mampu memberinya petunjuk dan Dia akan
membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.)
Hanya Allah yang Mengetahui Datangnya Hari Kiamat
187.
Mereka menanyakan
kepadamu (Nabi Muhammad) tentang kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah,
“Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Tuhanku. Tidak ada (seorang
pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat
berat (huru-haranya bagi makhluk yang) di langit dan di bumi. Ia tidak akan
datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan
engkau mengetahuinya. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan
tentangnya hanya ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
188.
Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku,
kecuali apa yang Allah kehendaki. Seandainya aku mengetahui yang gaib, niscaya
aku akan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan bahaya tidak akan menimpaku.
Aku hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi kaum yang
beriman.”
Asal-Usul Kejadian Manusia dan Perkembangan Keyakinannya
189.
Dialah yang
menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menjadikan
pasangannya agar dia cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Kemudian, setelah
ia mencampurinya, dia (istrinya) mengandung dengan ringan. Maka, ia pun
melewatinya dengan mudah. Kemudian, ketika dia merasa berat, keduanya (suami
istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka, “Sungguh, jika Engkau memberi kami
anak yang saleh, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.”)
190.
Kemudian, setelah
Dia memberi keduanya seorang anak yang saleh, mereka menjadikan sekutu bagi
Allah)
dalam (penciptaan) anak yang telah Dia anugerahkan kepada mereka. Maka,
Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
191.
Apakah mereka
mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan
sesuatu apa pun, padahal ia (berhala) sendiri diciptakan?
192.
(Berhala) itu tidak
dapat memberikan pertolongan kepada mereka (para penyembahnya) dan (bahkan)
kepada dirinya sendiri pun ia tidak dapat memberi pertolongan.
193.
Jika kamu
(orang-orang musyrik) menyeru mereka (berhala-berhala itu) untuk memberi
petunjuk kepadamu, mereka tidak akan memenuhi seruanmu. Sama saja (hasilnya)
buatmu, apakah kamu menyeru mereka atau berdiam diri.
Berhala Tidak Layak Disembah
194.
Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) seperti
kamu. Maka, serulah mereka, lalu biarlah mereka memenuhi seruanmu, jika kamu
orang yang benar.
195.
Apakah mereka
(berhala) mempunyai kaki untuk berjalan, mempunyai tangan untuk memegang dengan
keras,)
mempunyai mata untuk melihat, atau mempunyai telinga untuk mendengar?
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Panggillah (berhala-berhalamu) yang kamu anggap
sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku dan jangan
kamu tunda lagi.
196.
Sesungguhnya
pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an). Dia
melindungi orang-orang saleh.
197.
Berhala-berhala yang
kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong
dirinya sendiri.
198.
Jika kamu menyeru
mereka (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, mereka tidak dapat
mendengarnya. Kamu mengira mereka memperhatikanmu, padahal mereka tidak
melihat.”
Pentingnya Sikap Santun dalam Berdakwah
199.
Jadilah pemaaf,
perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang
bodoh.
200.
Jika setan
benar-benar menggodamu dengan halus, berlindunglah kepada Allah.)
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
201.
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat
dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu
juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).
202.
Teman-teman mereka
(orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam kesesatan, kemudian mereka
tidak henti-hentinya (menyesatkan).
Adab Mendengarkan Al-Qur’an dan Berzikir
203.
Jika engkau (Nabi
Muhammad) tidak membacakan satu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Mengapa
tidak engkau buat sendiri ayat itu?” Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya
mengikuti apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur’an) ini adalah
bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang
beriman.”
204.
Jika dibacakan
Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.
205.
Ingatlah Tuhanmu
dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang,
dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
lengah.
206.
Sesungguhnya (malaikat) yang ada di sisi
Tuhanmu tidak menyombongkan diri dari ibadah kepada-Nya dan mereka
menyucikan-Nya. Hanya kepada-Nya mereka bersujud.)