AN-NISĀ’
(PEREMPUAN)
Madaniyyah
Surah ke-4: 176 ayat
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Perintah Bertakwa dan Mempererat Hubungan Silaturahmi
1. Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari
diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.)
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.
2. Berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka.
Janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan janganlah kamu makan
harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya (tindakan menukar dan memakan) itu
adalah dosa yang besar.
Poligami dan Kewajiban Berlaku Adil
3. Jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), nikahilah perempuan (lain) yang
kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Akan tetapi, jika kamu khawatir tidak akan
mampu berlaku adil, (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang
kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk tidak berbuat zalim.
4. Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang
penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
(mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan
senang hati.
Pengurusan Harta Anak Yatim
5. Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya
harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)-mu yang Allah jadikan sebagai pokok
kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian dari (hasil harta) itu dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
6. Ujilah anak-anak yatim itu (dalam hal mengatur harta) sampai ketika
mereka cukup umur untuk menikah. Lalu, jika menurut penilaianmu mereka telah
pandai (mengatur harta), serahkanlah kepada mereka hartanya. Janganlah kamu
memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu)
tergesa-gesa (menghabiskannya) sebelum mereka dewasa. Siapa saja (di antara
pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak
yatim itu) dan siapa saja yang fakir, maka bolehlah dia makan harta itu menurut
cara yang baik. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka,
hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Cukuplah Allah sebagai pengawas.
Pokok-Pokok Hukum Waris
7. Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan
kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan
kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak, menurut bagian yang
telah ditetapkan.
8. Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat,)
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu)
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
9. Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan
setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka,
bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam
hal menjaga hak-hak keturunannya).
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam
api yang menyala-nyala (neraka).
Pembagian Harta Warisan
11. Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan
untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian
dua orang anak perempuan.)
Jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang
saja, dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang tua,
bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang
meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan
dia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), ibunya mendapat sepertiga. Jika
dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, ibunya mendapat seperenam.
(Warisan tersebut dibagi) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan
dilunasi) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini
adalah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana.
12. Bagimu (para suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu)
itu mempunyai anak, kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya
setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya.
Bagi mereka (para istri) seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, bagi mereka (para istri) seperdelapan
dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau
(dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang, baik laki-laki maupun
perempuan, meninggal dunia tanpa meninggalkan ayah dan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), bagi
masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Akan tetapi, jika
mereka (saudara-saudara seibu itu) lebih dari seorang, mereka bersama-sama
dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau
(dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (ahli waris).)
Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
13. Itu adalah batas-batas (ketentuan) Allah. Siapa saja yang taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai. (Mereka) kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
sangat besar.
14. Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar
batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka.
(Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan.
Hukuman bagi Orang yang Berzina
15. Para wanita yang melakukan perbuatan keji)
di antara wanita-wanita kamu, maka mintalah kesaksian atas (perbuatan keji)-nya
dari empat orang di antara kamu. Apabila mereka telah memberikan kesaksian, tahanlah
mereka (para wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajal atau sampai
Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya.)
16. (Jika ada) dua orang di antara kamu yang melakukannya (perbuatan keji),
berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya bertobat dan memperbaiki diri,
biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang.
Ketentuan dalam Bertobat kepada Allah
17. Sesungguhnya tobat yang pasti diterima Allah itu hanya bagi mereka yang
melakukan keburukan karena kebodohan, kemudian mereka segera bertobat.
Merekalah yang Allah terima tobatnya. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
18. Tidaklah tobat itu (diterima Allah) bagi orang-orang yang melakukan
keburukan sehingga apabila datang ajal kepada seorang di antara mereka,
(barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Tidak (pula)
bagi orang-orang yang meninggal dunia, sementara mereka di dalam kekufuran.
Telah Kami sediakan azab yang sangat pedih bagi mereka.
Pergaulan dengan Istri
19. Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan
dengan jalan paksa.)
Janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan
perbuatan keji yang nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu
tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.
20. Jika kamu ingin mengganti istri dengan istri yang lain, sedangkan kamu
telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka harta yang banyak
(sebagai mahar), janganlah kamu mengambilnya kembali sedikit pun. Apakah kamu
akan mengambilnya kembali dengan cara dusta dan dosa yang nyata?
21. Bagaimana kamu akan mengambilnya (kembali), padahal kamu telah menggauli
satu sama lain (sebagai suami istri) dan mereka pun (istri-istrimu) telah
membuat perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) denganmu?
Perempuan-Perempuan yang Haram Dinikahi
22. Janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu,
kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya (perbuatan) itu
sangat keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23. Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu,
saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan
ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari
saudara perempuanmu, ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan,
ibu istri-istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang
dalam pemeliharaanmu)
dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum bercampur dengan
istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), tidak berdosa bagimu (menikahinya), (dan
diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan pula)
mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali
(kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
24. (Diharamkan juga bagi kamu menikahi) perempuan-perempuan yang bersuami,
kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki)
sebagai ketetapan Allah atas kamu. Dihalalkan bagi kamu selain
(perempuan-perempuan) yang demikian itu, yakni kamu mencari (istri) dengan
hartamu (mahar) untuk menikahinya, bukan untuk berzina. Karena kenikmatan yang
telah kamu dapatkan dari mereka, berikanlah kepada mereka imbalannya
(maskawinnya) sebagai suatu kewajiban. Tidak ada dosa bagi kamu mengenai
sesuatu yang saling kamu relakan sesudah menentukan kewajiban (itu).)
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
25. Siapa di antara kamu yang tidak mempunyai biaya untuk menikahi perempuan
merdeka yang mukmin (boleh menikahi) perempuan mukmin dari para hamba sahaya
yang kamu miliki. Allah lebih tahu tentang keimananmu. Sebagian kamu adalah
sebagian dari yang lain (seketurunan dari Adam dan Hawa). Oleh karena itu,
nikahilah mereka dengan izin keluarga (tuan) mereka dan berilah mereka maskawin
dengan cara yang pantas, dalam keadaan mereka memelihara kesucian diri, bukan
pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai
piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami), tetapi melakukan
perbuatan keji (zina), (hukuman) atas mereka adalah setengah dari hukuman
perempuan-perempuan merdeka (yang tidak bersuami). Hal itu (kebolehan menikahi
hamba sahaya) berlaku bagi orang-orang yang takut terhadap kesulitan (dalam
menghindari zina) di antara kamu. Kesabaranmu lebih baik bagi kamu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Syariat Allah tidak Melebihi Batas Kemampuan Manusia
26. Allah hendak menerangkan (syariat-Nya) kepadamu, menunjukkan kepadamu
berbagai jalan (kehidupan) orang yang sebelum kamu (para nabi dan orang-orang
saleh), dan menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
27. Allah hendak menerima tobatmu, sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa
nafsu menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia
diciptakan (dalam keadaan) lemah.
Larangan Memakan Harta dengan Cara yang Batil
29. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka
sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.
30. Siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim
kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.
31. Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang (mengerjakan)-nya,
niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami memasukkanmu ke tempat
yang mulia (surga).
32. Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah
dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki
ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian
dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.
33. Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli
waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib kerabatnya.
Orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, berikanlah bagian
itu kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Penanggung Jawab Keluarga dan Ciri-Ciri Istri Salehah
34. Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab)
atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
(laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah
mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada
karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan
akan nusyuz,)
berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang),
dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan
tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.
35. Jika kamu (para wali) khawatir terjadi persengketaan di antara
keduanya, utuslah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru
damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya bermaksud melakukan islah
(perdamaian), niscaya Allah memberi taufik kepada keduanya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Mahateliti.
Perintah Hanya Beribadah kepada Allah, Berbuat Baik kepada Manusia, dan
Celaan bagi Orang yang Pelit
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya
tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat,
ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
37. (Yaitu) orang-orang yang kikir, menyuruh orang (lain) berbuat kikir,
dan menyembunyikan karunia yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.
38. (Allah juga tidak menyukai) orang-orang yang menginfakkan hartanya
karena riya kepada orang (lain) dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah
dan tidak (pula) kepada hari Akhir. Siapa yang menjadikan setan sebagai
temannya, (ketahuilah bahwa) dia adalah seburuk-buruk teman.
39. Apa ruginya bagi mereka seandainya mereka beriman kepada Allah dan hari
Akhir serta menginfakkan sebagian rezeki yang telah dianugerahkan Allah kepada
mereka? Allah adalah Maha Mengetahui (keadaan) mereka.
Allah Tidak Menzalimi Hamba-Nya
40. Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar
zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa kebaikan, niscaya Allah
akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.
Pelajaran bagi Orang-Orang Beriman
41. Bagaimanakah (keadaan manusia kelak pada hari Kiamat) jika Kami
mendatangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan
engkau (Nabi Muhammad) sebagai saksi atas mereka?
42. Pada hari itu orang-orang yang kufur dan mendurhakai Rasul
(Nabi Muhammad) berharap seandainya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau
hancur luluh menjadi tanah), padahal mereka tidak dapat menyembunyikan suatu
kejadian pun dari Allah.
43. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan
kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan
jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali
sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang
dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air,
atau kamu telah menyentuh perempuan,)
sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang
baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Kesesatan Orang Yahudi Menyelewengkan Firman Allah, dan Penistaan Agama
44. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah diberi bagian
(pengetahuan) dari Kitab (Taurat)? Mereka membeli kesesatan dan menghendaki
agar kamu tersesat dari jalan (yang benar).
45. Allah lebih tahu (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Cukuplah Allah
menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (kamu).
46. Di antara orang-orang Yahudi ada yang mengubah perkataan dari
tempat-tempatnya. Mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami membangkang.”
(Mereka mengatakan pula,) “Dengarkanlah,” sedangkan (engkau Nabi Muhammad
sebenarnya) tidak mendengar apa pun. (Mereka mengatakan,) rā‘inā)
dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Seandainya mereka
mengatakan, “Kami mendengar dan patuh. Dengarkanlah dan perhatikanlah kami,”
tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat. Akan tetapi, Allah
melaknat mereka karena kekufurannya. Mereka tidak beriman, kecuali sedikit
sekali.
47. Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab, berimanlah pada apa yang
telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu sebelum Kami
mengubah wajah-wajah(-mu), lalu Kami putar ke belakang (sebagai penghinaan)
atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat
maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Ketetapan Allah (pasti) berlaku.
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain
(syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan
Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar.
Kaum Yahudi Merasa Suci dan Celaan Allah kepada Mereka
49. Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci?
Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizalimi
sedikit pun.
50. Perhatikanlah betapa mereka mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
51. Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang (Yahudi) yang telah diberi
bagian (pengetahuan) dari Kitab (Taurat), (betapa) mereka percaya kepada jibt
dan tagut)
serta mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah) bahwa mereka itu
lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.
52. Mereka itulah yang dilaknat Allah. Siapa pun yang dilaknat Allah niscaya
engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapat penolong baginya.
Sifat Pelit dan Dengki Orang Yahudi
53. Ataukah mereka mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Meskipun ada,
mereka tidak akan memberikan (kebajikan) sedikit pun kepada manusia.
54. Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah menganugerahkan kitab dan
hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah menganugerahkan kerajaan
(kekuasaan) yang sangat besar kepada mereka.
55. Lalu, di antara mereka ada yang beriman kepadanya dan di antara mereka
ada pula yang berpaling darinya. Cukuplah (bagi mereka neraka) Jahanam yang
apinya menyala-nyala.
Balasan Allah bagi Orang Kafir dan Orang Mukmin
56. Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami
masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan
kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
57. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan Kami masukkan ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang disucikan dan
Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.
Perintah Menunaikan Amanat dan Taat kepada Allah, Rasul, dan Ululamri
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya.
Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
59. Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi
Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul
(sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu
lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).
Celaan bagi Orang yang Berpaling dari Al-Qur’an dan Orang Munafik
60. Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku
bahwa mereka telah beriman pada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dan
pada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak bertahkim kepada tagut,
padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya. Setan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sangat jauh.
61. Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) pada apa yang telah
diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” engkau (Nabi Muhammad) melihat
orang-orang munafik benar-benar berpaling darimu.
62. Bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik)
karena perbuatannya sendiri. Kemudian, mereka datang kepadamu (Nabi Muhammad)
sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain
kebaikan dan perdamaian.”
63. Mereka itulah orang-orang yang Allah ketahui apa yang ada di dalam
hatinya. Oleh karena itu, berpalinglah dari mereka, nasihatilah mereka, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.
Rasul Diutus untuk Dipatuhi
64. Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin
Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang
kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun
memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima
tobat lagi Maha Penyayang.
65. Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga bertahkim kepadamu (Nabi
Muhammad) dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian, tidak
ada keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka
terima dengan sepenuhnya.
66. Seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik),
“Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” niscaya mereka
tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Seandainya mereka
melaksanakan pengajaran yang diberikan kepada mereka, sungguh itu lebih baik
bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).
67. Jika demikian (halnya), pasti Kami anugerahkan kepada mereka dari sisi
Kami pahala yang sangat besar
68. dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.
69. Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah
orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat
oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
70. Itulah karunia dari Allah. Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui.
Perintah Berhati-hati dari Musuh
71. Wahai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah dan majulah (ke medan
pertempuran) secara berkelompok-kelompok atau majulah bersama-sama (serentak).
72. Sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan pergi (ke
medan pertempuran). Jika kamu ditimpa musibah, dia berkata, “Sungguh, Allah
telah menganugerahkan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama
mereka.”
73. Sungguh, jika kamu mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah
dia mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu
dengan dia, “Aduhai, sekiranya aku dahulu bersama mereka, tentu aku akan
memperoleh kemenangan yang agung (pula).”
Dorongan untuk Berjuang di Jalan Allah
74. Oleh karena itu, hendaklah orang-orang yang membeli kehidupan dunia
dengan (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah! Siapa yang berperang di
jalan Allah dan gugur atau memperoleh kemenangan niscaya kelak Kami anugerahkan
kepadanya pahala yang sangat besar.
75. Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang
yang lemah dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang berdoa,
“Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang penduduknya
zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari
sisi-Mu.”
76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang yang
kufur berperang di jalan tagut. Perangilah kawan-kawan setan itu. Sesungguhnya
tipu daya setan itu lemah.
Sikap Orang-Orang Munafik dalam Menghadapi Perang
77. Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka,
“Tahanlah tanganmu (dari berperang), tegakkanlah salat, dan tunaikanlah zakat!”
Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba segolongan mereka (munafik) takut
kepada manusia (musuh) seperti ketakutan mereka kepada Allah, bahkan lebih
takut daripada itu. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan
berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang)
kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanyalah
sedikit, sedangkan akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa dan kamu
tidak akan dizalimi sedikit pun.”
78. Di mana pun kamu berada, kematian akan mendatangimu, meskipun kamu
berada dalam benteng yang kukuh. Jika mereka (orang-orang munafik) memperoleh
suatu kebaikan, mereka berkata, “Ini dari sisi Allah” dan jika mereka ditimpa
suatu keburukan, mereka berkata, “Ini dari engkau (Nabi Muhammad).” Katakanlah,
“Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Mengapa orang-orang itu hampir tidak
memahami pembicaraan?
79. Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah,
sedangkan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh
(kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) menjadi Rasul
kepada (seluruh) manusia. Cukuplah Allah sebagai saksi.
Taat kepada Rasulullah dan Kebenaran Al-Qur’an
80. Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah.
Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai
pemelihara)
mereka.
81. Mereka (orang-orang munafik) berkata, “(Kewajiban kami hanyalah) taat.”
Akan tetapi, apabila mereka telah pergi darimu (Nabi Muhammad), sebagian mereka
mengatur siasat pada malam hari (mengambil keputusan) berbeda dari yang telah
mereka katakan. Allah mencatat siasat yang mereka atur pada malam hari itu.
Berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai
pelindung.
82. Tidakkah mereka menadaburi Al-Qur’an? Seandainya (Al-Qur’an) itu tidak
datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di
dalamnya.
83. Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan (kemenangan)
atau ketakutan (kekalahan), mereka menyebarluaskannya. Padahal, seandainya
mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ululamri (pemegang kekuasaan) di
antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan ululamri). Sekiranya
bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah engkau mengikuti
setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).
Janji Allah kepada Orang-Orang yang Berperang di Jalan-Nya
84. Maka, berperanglah engkau (Nabi Muhammad) di jalan Allah. Tidaklah engkau
dibebani (tanggung jawab), kecuali (yang terkait) dengan dirimu sendiri.
Kobarkanlah (semangat) orang-orang mukmin (untuk berperang). Semoga Allah
menolak serangan orang-orang yang kufur itu. Allah sangat dahsyat kekuatan-Nya
dan sangat keras siksaan-Nya.
85. Siapa yang memberi pertolongan yang baik niscaya akan memperoleh bagian
(pahala) darinya. Siapa yang memberi pertolongan yang buruk niscaya akan
menanggung bagian (dosa) darinya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
86. Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang
sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu.
87. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Sungguh, Dia pasti mengumpulkan kamu
pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan di dalamnya. Siapakah yang lebih benar
perkataannya daripada Allah?
Cara Menghadapi Orang Munafik dan Dasar Hukum Suaka
88. Mengapa kamu (wahai orang mukmin) (terpecah) menjadi dua golongan dalam
(menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka
(pada kekufuran) karena usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi
petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Siapa yang
dibiarkan sesat oleh Allah niscaya engkau (Nabi Muhammad) tidak akan menemukan
jalan baginya (untuk diberi petunjuk).
89. Mereka sangat menginginkan agar kamu mau menjadi kufur sebagaimana
mereka telah kufur sehingga kamu sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan
siapa pun di antara mereka sebagai teman setia)
sebelum mereka berpindah pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan
bunuhlah mereka di mana pun kamu temukan mereka. Janganlah kamu jadikan seorang
pun di antara mereka sebagai teman setia dan jangan pula sebagai penolong.
90. Kecuali, orang-orang yang menjalin hubungan dengan suatu kaum yang
antara kamu dan kaum itu ada perjanjian (damai, mereka jangan dibunuh atau
jangan ditawan). (Demikian juga) orang-orang yang datang kepadamu, sedangkan
hati mereka berat untuk memerangi kamu atau memerangi kaumnya. Seandainya Allah
menghendaki, niscaya Dia berikan kekuasaan kepada mereka untuk menghadapi kamu
sehingga mereka memerangimu. Akan tetapi, jika mereka membiarkanmu (tidak
mengganggumu), tidak memerangimu, dan menawarkan perdamaian kepadamu
(menyerah), Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh)
mereka.
91. Akan kamu dapati (golongan) lain yang menginginkan agar mereka hidup
aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak
kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjerumus ke dalamnya. Oleh karena
itu, jika mereka tidak membiarkanmu (tetap mengganggumu), tidak pula mau
menawarkan perdamaian kepadamu, dan tidak menahan tangan mereka (dari
memerangimu), tawanlah dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temukan. Merekalah
orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan
membunuh) mereka.
Ketentuan Hukum tentang Pembunuhan Orang Mukmin
92. Tidak patut bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin, kecuali karena
tersalah (tidak sengaja). Siapa yang membunuh seorang mukmin karena tersalah
(hendaklah) memerdekakan seorang hamba sahaya mukmin dan (membayar) tebusan
yang diserahkan kepada keluarganya (terbunuh), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) membebaskan pembayaran. Jika dia (terbunuh) dari kaum yang
memusuhimu, padahal dia orang beriman, (hendaklah pembunuh) memerdekakan hamba
sahaya mukmin. Jika dia (terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, (hendaklah pembunuh) membayar tebusan yang
diserahkan kepada keluarganya serta memerdekakan hamba sahaya mukmin. Siapa
yang tidak mendapatkan (hamba sahaya) hendaklah berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai (ketetapan) cara bertobat dari Allah. Allah Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana.
93. Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah
(neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya,
dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.
Larangan Membunuh Muslim dan Keutamaan Orang yang Berjihad
94. Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan
Allah, bertabayunlah (carilah kejelasan) dan janganlah kamu mengatakan kepada
orang yang mengucapkan salam kepadamu, “Kamu bukan seorang mukmin,” (lalu kamu
membunuhnya) dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia karena di sisi
Allah ada harta yang banyak. Demikianlah keadaan kamu dahulu, lalu Allah
menganugerahkan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
95. Tidak sama orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) tanpa
mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan
jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa uzur). Kepada
masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang terbaik (surga), (tetapi) Allah
melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala
yang besar.
96. (Yaitu,) beberapa derajat dari-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hukum Berhijrah
97. Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam
keadaan menzalimi dirinya,)
mereka (malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami adalah
orang-orang yang tertindas di bumi (Makkah).” Mereka (malaikat) bertanya,
“Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di sana?” Maka,
tempat mereka itu (neraka) Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat kembali.
98. Kecuali, mereka yang tertindas dari (kalangan) laki-laki, perempuan, dan
anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah).
99. Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.
100.
Siapa yang berhijrah
di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak
dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk
berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke
tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Cara Mengqasar Salat saat Safar dan Perang
101.
Apabila kamu
bepergian di bumi, maka tidak dosa bagimu untuk mengqasar salat jika kamu takut
diserang orang-orang yang kufur. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagimu.
102.
Apabila engkau (Nabi
Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu dan dalam keadaan takut
diserang), lalu engkau hendak melaksanakan salat bersama mereka, hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (salat) bersamamu dengan menyandang senjatanya.
Apabila mereka (yang salat bersamamu) telah sujud (menyempurnakan satu rakaat),
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh). Lalu,
hendaklah datang golongan lain yang belum salat agar mereka salat bersamamu) dan
hendaklah mereka bersiap siaga dengan menyandang senjatanya. Orang-orang yang
kufur ingin agar kamu lengah terhadap senjata dan harta bendamu, lalu mereka
menyerbumu secara tiba-tiba. Tidak ada dosa bagimu meletakkan senjata jika kamu
mendapat suatu kesusahan, baik karena hujan maupun karena sakit dan bersiap
siagalah kamu.) Sesungguhnya
Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir.
103.
Apabila kamu telah
menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik
ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman,
laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan
kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.
104.
Janganlah kamu
merasa lemah dalam mengejar kaum itu (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan,
sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana yang kamu rasakan.
(Bahkan) kamu dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka
harapkan. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
Sikap Adil dalam Menetapkan Hukum
105.
Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak agar
kamu memutuskan (perkara) di antara manusia dengan apa yang telah Allah ajarkan
kepadamu. Janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena
(membela) para pengkhianat.)
106.
Mohonlah ampunan
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
107.
Janganlah engkau
(Nabi Muhammad) berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan
bergelimang dosa.
108.
Mereka dapat
bersembunyi dari manusia, tetapi tidak dapat bersembunyi dari Allah. Dia
bersama (mengawasi) mereka ketika pada malam hari mereka menetapkan keputusan
rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.
109.
Begitulah kamu. Kamu
berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Akan tetapi, siapa
yang akan menentang Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau, siapakah
yang menjadi pelindung mereka (dari azab Allah)?
Keharusan Tobat dari Perbuatan Dosa
110.
Siapa yang berbuat
kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah,
niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
111.
Siapa yang berbuat
dosa sesungguhnya dia mengerjakannya untuk merugikan dirinya sendiri. Allah
Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
112.
Siapa yang berbuat
kesalahan atau dosa, kemudian menuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah,
sungguh telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
Pelindungan Allah kepada Nabi Muhammad
113.
Kalau bukan karena
karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Nabi Muhammad), tentu segolongan dari
mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Akan tetapi, mereka tidak
menyesatkan, kecuali dirinya sendiri dan tidak membahayakanmu sedikit pun.
Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah) kepadamu serta
telah mengajarkan kepadamu apa yang tadinya belum kamu ketahui. Karunia Allah
yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.
114.
Tidak ada kebaikan
pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia)
orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian
di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak
Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
115.
Siapa yang menentang
Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan Kami
masukkan ke dalam (neraka) Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali.
Hakikat dan Hukum Perbuatan Syirik
116.
Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia
mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.
Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah tersesat jauh.
117.
Mereka tidak
menyembah selain Dia, kecuali berhala dan mereka juga tidak menyembah, kecuali
setan yang durhaka.
118.
Allah melaknatnya.
Dia (setan) berkata, “Aku benar-benar akan mengambil bagian tertentu dari
hamba-hamba-Mu.)
119.
Aku benar-benar akan
menyesatkan mereka, membangkitkan angan-angan kosong mereka, menyuruh mereka
(untuk memotong telinga-telinga binatang ternaknya) hingga mereka benar-benar
memotongnya,) dan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah)
hingga benar-benar mengubahnya.”) Siapa yang
menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah sungguh telah menderita
kerugian yang nyata.
120.
(Setan) memberikan
janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong mereka. Padahal,
setan tidak menjanjikan kepada mereka, kecuali tipuan belaka.
121.
Mereka (yang
tertipu) itu tempatnya di (neraka) Jahanam dan tidak akan menemukan tempat
(lain untuk) lari darinya.
122.
Orang-orang yang
beriman dan beramal saleh akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Janji Allah
itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
Pembalasan Sesuai dengan Perbuatan, Bukan Menurut Angan-Angan
123.
(Pahala dari Allah)
bukanlah (menurut) angan-anganmu) dan bukan
(pula menurut) angan-angan Ahlulkitab. Siapa yang mengerjakan kejahatan niscaya
akan dibalas sesuai dengan (kejahatan itu) dan dia tidak akan menemukan
untuknya pelindung serta penolong selain Allah.
124.
Siapa yang beramal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke
dalam surga dan tidak dizalimi sedikit pun.
125.
Siapakah yang lebih
baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah, sedangkan
dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan) dan mengikuti agama Ibrahim yang
hanif? Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih(-Nya).
126.
Hanya milik Allah
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Meliputi segala
sesuatu.
Keharusan Menunaikan Hak-Hak Orang yang Lemah dan Cara Menyelesaikan
Persoalan Rumah Tangga
127.
Mereka meminta fatwa
kepada engkau (Nabi Muhammad) tentang perempuan. Katakanlah, “Allah memberi
fatwa kepadamu tentang mereka,) dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Qur’an
tentang para perempuan yatim yang tidak kamu berikan sesuatu (maskawin) yang
ditetapkan untuk mereka, sedangkan kamu ingin menikahi mereka,) serta (tentang) anak-anak yang tidak berdaya.
(Allah juga memberi fatwa kepadamu) untuk mengurus anak-anak yatim secara adil.
Kebajikan apa pun yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
128.
Jika seorang
perempuan khawatir suaminya akan nusyuz) atau bersikap tidak acuh, keduanya dapat
mengadakan perdamaian yang sebenarnya.) Perdamaian itu lebih baik (bagi mereka), walaupun
manusia itu menurut tabiatnya kikir.) Jika kamu berbuat kebaikan dan memelihara dirimu
(dari nusyuz dan sikap tidak acuh) sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa
yang kamu kerjakan.
129.
Kamu sekali-kali
tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(-mu) walaupun kamu sangat
ingin berbuat demikian. Oleh karena itu, janganlah kamu terlalu cenderung
(kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.
Jika kamu mengadakan islah (perbaikan) dan memelihara diri (dari kecurangan),
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
130.
Jika keduanya
bercerai, Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari keluasan
(karunia)-Nya. Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahabijaksana.
Kekuasaan Allah di Langit dan di Bumi, dan Keharusan Bertakwa
131.
Hanya milik Allah
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Sungguh, Kami telah
mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga)
kepadamu (umat Islam) agar bertakwa kepada Allah. Akan tetapi, jika kamu kufur,
maka sesungguhnya hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.
132.
Hanya milik Allah
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai
pemelihara.
133.
Jika Dia
menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu semua wahai manusia, dan Dia datangkan
(umat) yang lain (sebagai penggantimu). Allah Mahakuasa berbuat demikian.
134.
Siapa yang
menghendaki pahala dunia, maka di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat.
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Keharusan Berlaku Adil
135.
Wahai orang-orang
yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun
kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia
(yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu
(kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau
berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap segala
apa yang kamu kerjakan.
136.
Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab
(Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan
sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh.
Beberapa Keburukan Orang Munafik
137.
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, lalu kufur, kemudian beriman (lagi), kemudian kufur
(lagi), lalu bertambah kekufurannya, Allah tidak akan mengampuninya dan tidak
(pula) menunjukkan kepadanya jalan (yang lurus).
138.
Berilah kabar
‘gembira’ kepada orang-orang munafik bahwa sesungguhnya bagi mereka azab yang
sangat pedih.
139.
(Yaitu) orang-orang
yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang
kafir itu? (Ketahuilah) sesungguhnya semua kemuliaan itu milik Allah.
140.
Sungguh, Allah telah
menurunkan (ketentuan) bagimu dalam Kitab (Al-Qur’an) bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), janganlah kamu duduk bersama mereka hingga mereka memasuki pembicaraan
yang lain. Sesungguhnya kamu (apabila tetap berbuat demikian) tentulah serupa
dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan
orang kafir di (neraka) Jahanam.
141.
(Mereka itu adalah)
orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu.
Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah, mereka berkata, “Bukankah kami
(turut berperang) bersamamu?” Jika orang-orang kafir mendapat bagian (dari
kemenangan), mereka berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu dan membela
kamu dari orang-orang mukmin?” Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada
hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk
mengalahkan orang-orang mukmin.
142.
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan
mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka).
Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud
riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit
sekali.
143.
Mereka (orang-orang
munafik) dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak
termasuk golongan (orang beriman) ini dan tidak (pula) golongan (orang kafir)
itu. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena tidak mengikuti tuntunan-Nya
dan memilih kesesatan), kamu tidak akan menemukan jalan (untuk memberi
petunjuk) baginya.
Larangan Menjadikan Orang Kafir sebagai Teman Setia
144.
Wahai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas
bagi Allah (untuk menjatuhkan hukuman) atasmu?
145.
Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan
mendapat seorang penolong pun bagi mereka.
146.
Kecuali, orang-orang
yang bertobat, memperbaiki diri,) berpegang
teguh pada (agama) Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena
Allah, mereka itu bersama orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan
pahala yang besar kepada orang-orang mukmin.
147.
Allah tidak akan
menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Mensyukuri) lagi Maha
Mengetahui.
Perintah Berbuat Baik dan Tidak Membeda-bedakan Para Rasul
148.
Allah tidak menyukai
perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang
dizalimi.) Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
149.
Jika kamu
menampakkan atau menyembunyikan suatu kebaikan atau memaafkan suatu kesalahan,
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa.
150.
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan bermaksud
membeda-bedakan) antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya
dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian
(yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah antara itu (keimanan atau
kekufuran),
151.
merekalah
orang-orang kafir yang sebenarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
kafir azab yang menghinakan.
152.
Adapun orang-orang
yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang
pun di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada
mereka. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hukuman bagi Kaum Yahudi atas Penyelewengan Ajaran Mereka
153.
Ahlulkitab) meminta
kepadamu (Nabi Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada
mereka. Sungguh, mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar daripada
itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka,
petir menyambar mereka karena kezalimannya. Kemudian, mereka menjadikan anak
sapi) (sebagai sembahan), (padahal) telah datang kepada
mereka bukti-bukti (ketauhidan) yang nyata, lalu Kami memaafkan yang demikian
itu. Kami telah menganugerahkan kepada Musa kekuasaan yang nyata.
154.
Kami pun telah
mengangkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka.) Kami
perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil
bersujud”. Kami perintahkan pula kepada mereka, “Janganlah melanggar
(peraturan) pada hari Sabat.” Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang
kukuh.
155.
Maka, (Kami hukum
mereka)) karena
mereka melanggar perjanjian itu, kafir terhadap keterangan-keterangan Allah,
membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan mengatakan, “Hati kami
tertutup.” Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekufurannya.
Maka, mereka tidak beriman kecuali hanya sebagian kecil (dari mereka).
156.
(Kami juga menghukum
mereka) karena kekufuran mereka dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan
tuduhan palsu lagi sangat keji.
157.
(Kami menghukum pula
mereka) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah,”) padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka
menyerupai (Isa). Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya
(pembunuhan Isa), selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar
tidak mengetahui (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti
persangkaan belaka. (Jadi,) mereka tidak yakin telah membunuhnya.
158.
Akan tetapi, Allah
telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya.) Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
159.
Tidak ada seorang
pun di antara Ahlulkitab, kecuali beriman kepadanya (Isa) menjelang
kematiannya.) Pada hari
Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.
160.
Karena kezaliman
orang-orang Yahudi, Kami mengharamkan atas mereka (makanan-makanan) yang baik
yang (dahulu) pernah dihalalkan bagi mereka; juga karena mereka sering
menghalangi (orang lain) dari jalan Allah,
161.
melakukan riba,
padahal sungguh mereka telah dilarang darinya; dan memakan harta orang dengan
cara tidak sah (batil). Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka
azab yang sangat pedih.
162.
Akan tetapi,
orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka dan orang-orang mukmin
beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan pada
(kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu. (Begitu pula) mereka yang melaksanakan
salat, yang menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah serta hari Akhir.
Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.
Allah Meneguhkan Nabi Muhammad sebagai Pembawa Ajaran-Nya
163.
Sesungguhnya Kami
telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan
kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim,
Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan
Sulaiman. Kami telah memberikan (Kitab) Zabur kepada Daud.
164.
Ada beberapa rasul
yang telah Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada
(pula) beberapa rasul (lain) yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka
kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung).)
165.
(Kami mengutus)
rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak
ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu (diutus).
Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
166.
Akan tetapi, Allah
bersaksi atas apa (Al-Qur’an) yang telah diturunkan-Nya kepadamu (Nabi
Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya. (Demikian pula) para malaikat pun
bersaksi. Cukuplah Allah menjadi saksi.
167.
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah,
benar-benar telah tersesat jauh.
168.
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur dan melakukan kezaliman, Allah tidak akan mengampuni
mereka dan tidak akan menunjukkan kepada mereka jalan apa pun,
169.
kecuali jalan ke
(neraka) Jahanam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Hal itu bagi Allah
(sangat) mudah.
170.
Wahai manusia,
sungguh telah datang Rasul (Nabi Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari
Tuhanmu. Maka, berimanlah (kepadanya). Itu lebih baik bagimu. Jika kamu kufur,
(itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allahlah apa
yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
Pandangan Al-Qur’an tentang Nabi Isa
171.
Wahai Ahlulkitab,
janganlah kamu berlebih-lebihan dalam (menjalankan) agamamu) dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah,
kecuali yang benar. Sesungguhnya Almasih, Isa putra Maryam, hanyalah utusan
Allah dan (makhluk yang diciptakan dengan) kalimat-Nya) yang Dia sampaikan kepada Maryam dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya.) Maka,
berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan,
“(Tuhan itu) tiga.” Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu.
Sesungguhnya hanya Allahlah Tuhan Yang Maha Esa. Mahasuci Dia dari (anggapan)
mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Cukuplah Allah sebagai pelindung.
172.
Almasih tidak akan
pernah enggan menjadi hamba Allah dan begitu pula para malaikat yang dekat
(kepada Allah). Siapa yang enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka
Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
173.
Adapun orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi
mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sementara itu,
orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah
akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Mereka pun tidak akan mendapatkan
pelindung dan penolong selain Allah.
174.
Wahai manusia,
sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran (Nabi Muhammad dengan
mukjizatnya) dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al-Qur’an).
175.
Adapun orang-orang
yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada (agama)-Nya, maka Allah akan
memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga) serta
menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya.
Masalah Kalālah
176.
Mereka meminta fatwa
kepadamu (tentang kalālah).) Katakanlah,
“Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalālah, (yaitu) jika seseorang
meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang saudara
perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang
ditinggalkannya. Adapun saudara laki-lakinya mewarisi (seluruh harta saudara
perempuan) jika dia tidak mempunyai anak. Akan tetapi, jika saudara perempuan
itu dua orang, bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika
mereka (ahli waris itu terdiri atas) beberapa saudara laki-laki dan perempuan,
bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu agar kamu tidak tersesat.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”